Kisah Kakak di Bandung Rela Donorkan Ginjalnya untuk Sang Adik

Butuh waktu satu tahun bagi Neneng Nur Saadah (45) memutuskan untuk mendonorkan satu ginjalnya kepada sang adik Dewi Nur Solehah (32).

oleh Kukuh Saokani diperbarui 29 Nov 2014, 00:37 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2014, 00:37 WIB
Kisah Kakak di Bandung Rela Donorkan Ginjalnya untuk Sang Adik
Butuh waktu satu tahun bagi Neneng Nur Saadah (45) memutuskan untuk mendonorkan satu ginjalnya kepada sang adik Dewi Nur Solehah (32).

Liputan6.com, Jakarta - Butuh waktu satu tahun bagi Neneng Nur Saadah (45) memutuskan untuk mendonorkan satu ginjalnya kepada sang adik Dewi Nur Solehah (32). Semenjak sang adik divonis menderita gagal ginjal pada September tahun lalu, Neneng kerap kali menemani sang adik berobat dan menjalani pencucian darah.

"Awalnya saya hanya mengantar adik saya berobat sampai divonis gagal ginjal dan menjalani cuci darah. Saya banyak ketemu pasien yang sama penderitaannya dengan adik saya. Sakitnya Dewi ini bukan hanya dirasakan oleh Dewi saja tapi saya, orangtua saya," kata dia di RSHS Bandung, Jumat (28/11/2014).

"Adik saya sempat terus bekerja sebagai dokter. Tapi dia bilang masa orang sakit mau nyembuhin orang sakit. Di situ adik saya sempat drop," ucap dia.

Atas dasar rasa cintanya dan tidak tega melihat penderitaan yang dialami sang adik dan keluarga, Neneng akhirnya memutuskan untuk mendonorkan ginjalnya dan dilakukan transplantasi kepada sang adik pada 15 November 2014 lalu di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Namun keputusannya tersebut sempat ditentang oleh sang anak. Dengan kesabaran, akhirnya anak Neneng yang baru duduk dibangku SMA kelas 3, memberikan restu.

"Awalnya anak saya nggak setuju. Saat ditanya pertama kali dia nggak mau jawab. Kemudian anak saya bilang, takut mamah meninggal. Namun dengan kesabaran akhirnya anak saya mengizinkan dan memberi keberanian," jelas Neneng.

Dengan mengerahkan 60 orang, akhirnya operasi transplantasi ginjal RSHS berhasil melakukan operasi yang terakhir dilakukan pada 37 tahun lalu.

"Ibu Neneng dan Dewi menjalani transplantasi ginjal pertama setelah sekian lama tidak dilakukan. Alhamdulillah tim berhasil," kata Direktur Utama RSHS, dr Ayi Djembarsari di RSHS Bandung.

Untuk menjalankan operasi ini, pasien harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Dibutuhkan uang lebih dari Rp 250 juta belum ditambah dengan obat pascaoperasi.

"Beruntung kita dibantu oleh BPJS dan memberikan biaya untuk pasien sebesar Rp 250 juta. Biaya transplantasi lebih dari Rp 250 juta. Sisanya dibayar keluarga, alhamdulillah tertolong," tutur dia.

Dewi sendiri kini masih menjalani karantina dua minggu pasca operasi karena masih rentan terhadap segala bentuk virus. Sebab, untuk tidak mendapat penolakan dari ginjal baru, Dewi harus meminum obat dengan fungsi menurunkan sistem kekebalan tubuh.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya