Liputan6.com, Karo - Setelah lebih setahun dihujani lahar dingin dan abu vulkanik, kondisi desa-desa di kaki Gunung Sinabung, Tanah Karo, Sumatera Utara luluh lantak.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (19/2/21015), di Desa Suka Ndebi, Kecamatan Naman Teran, hujan abu vulkanik pada Rabu 18 Februari kemarin, kawasan permukiman dan lahan perkebunan diselimuti abu vulkanik. Tak ada warna selain abu-abu di hamparan lahan yang dihuni warga.
Warga memang pasrah, namun tidak menyerah. Mereka membersihkan abu yang menyelimuti rumah, pekarangan dan juga akses jalan desa. Mereka memilih bertahan dan tidak tertarik mengungsi karena tidak ada manfaatnya.
Kondisi jalan juga memprihatinkan setelah diterjang lahar dingin yang membawa material dari kawah gunung. Akses jalan di sekitar kaki Gunung Sinabung pun sudah rusak berat. Akses jalan di Kecamatan Payung dan Tiganderket sudah sulit dilewati mobil karena dipenuhi batu-batu besar.
Begitu juga dengan saluran irigasi, sudah hancur dan kering-kerontang. Warga berharap pemerintah segera turun tangan agar warga di kaki Gunung Sinabung kembali beraktivitas. (Dan/Ado)
Lahar Dingin Sinabung Merusak Jalan Antardesa di Kabupaten Karo
Gunung Sinabung di Tanah Karo, Sumatera Utara masih belum bebas dari ancaman hujan erupsi.
diperbarui 20 Feb 2015, 02:09 WIBDiterbitkan 20 Feb 2015, 02:09 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Lisa BLACKPINK Rilis Teaser Kolaborasi dengan Doja Cat & Raye untuk Lagu Born Again
Legenda Urban: Misteri Oreng Pote di Pulau Bawean, Sosok Mirip Manusia yang Membawa Petaka
Mengenal Inkathazo, Galaksi Raksasa 32 Kali Lebih Besar dari Bima Sakti
Dasco Tegaskan Revisi Tatib Bukan Berarti DPR Bisa Copot Pejabat
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Kamis 6 Februari 2025
Kisah Memilukan Suripah, Sendirian Melawan Penyakit Lupus di Tengah Lilitan Kemiskinan
Link Live Streaming Carabao Cup Liverpool vs Tottenham Hotspur, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Ini 5 Gunung di Dunia yang Dihormati dan Dianggap Tempat Suci
Baca Al-Qur’an Berpahala, tapi jika Seperti Ini Tergolong Maksiat Kata Buya Yahya
Banjir Rob Terjang Pesisir Tablolong NTT, Ribuan Warga Mengungsi
Baru Sadar setelah Salam Ternyata Jumlah Rakaat Sholat Kurang, Bagaimana Buya Yahya?
Asal-usul Reog Ponorogo yang Awalnya Sindiran untuk Raja Majapahit