4 Bukti Columbus Bukan Penemu Benua Amerika Jadi Paling Hits

Status Christopher Columbus sebagai penemu Benua Amerika digugat. Berita itu menjadi paling hits.

oleh Sugeng TrionoElin Yunita KristantiAhmad Romadoni Audrey Santoso diperbarui 18 Apr 2015, 08:13 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2015, 08:13 WIB
Situs Rising Whale
Situs Rising Whale (Photo courtesy University of Colorado)

Liputan6.com, Jakarta - Status Christopher Columbus sebagai penemu Benua Amerika digugat. Bukti-bukti sejarah justru menunjukkan hal sebaliknya, sudah ada bangsa asing yang menginjakkan kaki di sana sebelum 12 Oktober 1492.

Ada sejumlah bukti yang mendasari gugatan itu. Bukti-bukti itu pun membuat pembaca Liputan6.com penasaran dan menjadi berita paling hits sepanjang Jumat 17 April 2015.

Selain itu, ada kabar yang tak hebohnya. Yakni fenomena aneh hujan cacing di langit Norwegia. Sedangkan dari dalam negeri, berita yang paling menyedot perhatian ialah rencana Ahok untuk mengganti satpol PP dengan TNI-Polri.

Penasara berita lainnya? Berikut ulasan 5 berita paling hits yang dihimpun Liputan6.com, Sabtu (18/4/2015):

1. Empat Bukti Columbus Bukan Penemu Benua Amerika

Baru-baru ini sejumlah artefak dari perunggu ditemukan di sebuah rumah berusia 1.000 tahun di Alaska. Temuan itu menjadi bukti bawa Christopher Columbus bukan penemu Benua Amerika.

Artefak itu menunjukkan perdagangan telah terjalin antara Asia Timur dengan wilayah yang disebut Dunia Baru (New World): Amerika.

Para arkeolog menemukan artefak-artefak tersebut di situs "Rising Whale" dekat Cape Espenberg.

"Dari jauh, situs itu terlihat seperti paus yang muncul ke permukaan," kata Owen Mason, peneliti dari University of Colorado, yang ikut dalam ekskavasi di situs tersebut, seperti dikutip dari situs sains LiveScience, Jumat (17/4/2015).

Selain itu ada bukti lain yang mendasari gugatan tersebut. Apa saja? Selengkapnya ada di sini.

2. Hujan Cacing di Langit Norwegia

Penemuan tak biasa dilaporkan seorang guru Biologi di Norwegia. Ia mengaku menemukan kumpulan cacing di atas gundukan salju, yang awalnya dikira sudah mati namun kenyataanya tidak. Hewan melata itu masih mengeliat-menggeliat.

"Ketika aku menemukan mereka di salju, sepertinya sudah mati. Tetapi ketika diletakkan di tangan, terlihat tanda hewan itu masih hidup," ujar Karstein Erstad kepada situs berita Norwegia The Local seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (17/4/2015).

Setelah penemuan Erstad pada hari Minggu 12 April, dilaporkan terjadi hujan cacing lagi di Norwegia selatan. Sekumpulan cacing itu menghujani Lindas, Suldal dekat Bergen, juga di Femunden.

Selengkapnya.

3. TNI-Polri Gantikan Satpol PP

Gubernur Ahok berniat mempekerjakan prajurit TNI-Polri menjadi pegawai honorer Pemprov DKI Jakarta. Pendayagunaan prajurit ini untuk membantu upaya penegakan hukum yang selama ini dikerjakan Satpol PP dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

"Saya bilang, untuk apa kita bayar terlalu banyak honorer untuk Satpol PP, Dishub kalau kerjanya juga nggak jelas. Kenapa nggak TNI-Polri?" kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Jumat (17/4/2015).

Menurut mantan Bupati Belitung Timur itu, selama ini tugas TNI tidak terlalu berat, terutama karena negara tidak dalam keadaan perang. Sehingga prajurit dapat membantu Pemprov DKI Jakarta, selain tugas latihan sehari-hari.

Selengkapnya

4. Harta Kekayaan Kapolri Badrodin

Presiden Jokowi melantik Jenderal Polisi Badrodin Haiti sebagai Kepala Kepolisian RI (Kapolri) yang baru di Istana Negara, Jakarta, Jumat (17/4/2015) pagi. Sebagai pejabat negara, Badrodin sebelumnya sudah melaporkan harta kekayaannya.

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang pernah dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mantan Kapolda Jawa Timur itu diketahui memiliki kekayaan Rp 8,29 miliar dan US$ 4 ribu.

Dalam laporan yang terakhir diperbarui pada 2 Mei 2014 atau saat masih menjabat sebagai Wakil Kepala Polri, kekayaan itu terdiri dari harta bergerak dan tidak bergerak.

Selengkapnya.

5. Batik Air Tujuan Ambon-Jakarta Diteror Bom

Pesawat Batik Air tujuan Ambon-Jakarta mendarat darurat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar Jumat (17/4/2015) pagi ini. Pesawat dengan nomor penerbangan PK-LAG ID-6171 mendapat teror bom dari sebuah pesan singkat atau SMS.

"Iya infonya begitu. Tapi masih dicek," ujar Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia (Kapuspen TNI) Mayor Jenderal TNI M Fuad Basya saat dihubungi Liputan6.com, dari Jakarta.

Berdasarkan informasi yang diterima dari Kementerian Perhubungan, pada saat pesawat sudah berangkat menuju Jakarta, Kapten Pilot Luther mendapat berita dari Tower Ambon yang mendapat SMS dari orang tidak dikenal bahwa ada bom di dalam pesawat tersebut.

Selengkapnya. (Ali

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya