JK: Keraton Yogya Mulai Paham Persamaan Gender

Menurut Wapres JK, pemerintah tidak bisa ikut campur urusan Keraton Yogyakarta.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 05 Mei 2015, 19:21 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2015, 19:21 WIB
Meski Dikunjungi Jokowi, Sultan Mengaku Netral
Sri Sultan HB X dan JK. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah tidak bisa ikut campur urusan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, terkait perubahan gelar salah satu putri Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yaitu Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun dalam ‎acara Sabda Raja.

"Ini kan, kerajaan (Keraton Yogyakarta) sudah mulai ada pengertian tentang (kesamaan) gender. Kan bagus," kata pria yang akrab disapa JK di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (5/5/2015).

"Kita tidak bisa campur, itu urusan keraton," tambah dia.

Menurut JK, diskriminasi gender sudah seharusnya tidak terjadi lagi. Pria dan perempuan memiliki hak dan peluang yang sama.

"Di Inggris itu perempuan jadi ratu. Masa abad 21 masih ada diskriminasi? Jadi tidak masalah," ujar dia.

Sri Sultan HB X menggelar Sabda Raja di Siti Hinggil Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Kota Yogyakarta, Selasa 5 Mei 2015. Sabda Raja ini merupakan yang kedua sejak Sultan naik takhta.

Sabda Raja ini terkait perubahan gelar salah satu putri Sultan, yaitu Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun. Pembayun berganti gelar menjadi GKR Mangkubumi. Ada kemungkinan putri tersebut bisa menjadi putri mahkota.

Sabda Raja digelar dengan dihadiri keluarga Keraton Pakualaman, permaisuri, dan putri Sultan. Namun acara ini tidak dihadiri adik Sultan.

Dalam acara tersebut, Sultan mengenakan pakaian kebesaran raja seperti saat Sabda Raja pertama digelar, yakni pakaian warna hitam dan kupluk biru. Permaisuri Sultan, GKR Hemas, juga menggunakan pakaian warna hitam dengan hiasan warna kuning. (Ans/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya