Diminta Haji Lulung untuk Mundur, Ini Reaksi Ahok

Ahok menyarankan agar Lulung fokus menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri sebagai saksi atas kasus dugaan korupsi pengadaan UPS.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 04 Jun 2015, 18:37 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2015, 18:37 WIB
Haji Lulung Mejeng Di Game Android `Lulung Mengejar Dana`
Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama menanggapi pernyataan Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana atau Haji Lulung yang memintanya untuk mundur sebagai orang nomor satu di Ibu Kota. Lulung menyebut Ahok harus bertanggung jawab atas terlibatnya sejumlah PNS DKI dalam kasus korupsi.

Pria yang akrab disapa Ahok ini menyarankan agar Lulung fokus menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri sebagai saksi atas kasus dugaan korupsi pengadaan UPS.

"Ya begitu juga. Kalau gitu Pak Lulung daripada Bareskrim susah-susah panggil kamu repot, lebih baik kamu mengurungkan diri sendiri," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (4/6/2015).

Mantan Bupati Belitung Timur tersebut menilai lebih baik Lulung mengurung diri di penjara daripada terus dicurigai terlibat kasus korupsi.

"Daripada diduga jadi saksi tersangka, dicuriga-curigai, daripada Pak Polisi susah-susah nyari barang bukti lagi, kenapa enggak mengurungkan diri saja ke penjara gitu loh?" cetus Ahok.

Sebelumnya, Lulung meminta Ahok untuk menanggalkan jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Alasannya, ada sejumlah pegawai Pemprov DKI yang terlibat kasus dugaan korupsi, termasuk korupsi pengadaan uninterruptible power supply (UPS). Lulung menilai Ahok yang seharusnya bertanggung jawab atas kasus itu.

"Ahok kan orangnya kesatria, ya lihat saja. Banyaknya eksekutif melakukan korupsi, sebaiknya Ahok malu, harus mengundurkan diri. Dia harus bertanggung jawab," kata Lulung saat dihubungi di Jakarta, Kamis (4/6/2015). (Bob/Yus)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya