Liputan6.com, Jakarta - Mantan Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok siap buka-bukaan soal dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina, Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023.
Ahok menegaskan, dirinya tak takut diperiksa Kejaksaan Agung terkait kasus dugaan korupsi minyak mentah tersebut. Bahkan Ahok menantang persidangan kasus ini nanti digelar secara terbuka.
Advertisement
Baca Juga
"Gua sudah ngomong kok, makanya saya seneng kalau jaksa mau panggil, saya punya rekaman rapat suara semua. Saya cuman minta pak jaksa sidang terbuka di Republik ini," kata dia dalam wawancara khusus bersama Liputan6 SCTV dikutip Jumat (28/2/2025).
Advertisement
Ahok tak habis pikir dengan pengawasan yang ada di Pertamina. Dia mengatakan, pembelian minyak seharusnya diuji sejak awal, bukan baru dites setelah sampai di Tanjung Priok.
"Kita punya insinyur-insinyur bisa ngetes dong. Masak minyak masuk kapal mesin ngetes di Tanjung Priok ngetesnya. Kalau gitu semua pecat aja," ujar dia.
Ahok kembali menegaskan tak gentar jika diperiksa oleh Kejaksaan Agung. Ditegaskan, ia punya rekaman rapat saat masih menjabat di Pertamina. Dia meminta semua rekaman rapat bisa diputar supaya rakyat tahu seperti apa kebobrokan di dalam perusahaan pelat merah tersebut.
"Saya siap, saya senang membantu. Dan saya senang kalau di sidang semua rekaman rapat diputar biar seluruh rakyat Indonesia mendengar apa yang terjadi di Pertamina, apa yang saya marah-marah di sana. Kalau semua periksa minyak, penerimaan buku tulis, pembelian beras mesti saya, kalau gitu ngapain ada ratusan ribu pegawai. Suruh gua aja semuanya," ucap politikus PDIP ini memungkasi.
Kejagung Buka Peluang Periksa Ahok
Sebelumnya diberitakan, Kejaksaan Agung ( Kejagung) membuka peluang memeriksa mantan Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam upaya menuntaskan kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina, Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023.
Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus) Kejagung Abdul Qohar mengatakan, tidak hanya Ahok, namun semua pihak yang diduga terlibat dalam perkara tersebut dapat diperiksa.
"Siapapun yang terlibat dalam perkara ini, baik berdasarkan keterangan saksi, maupun berdasarkan dokumen atau alat bukti yang lain pasti akan kita panggil untuk dimintai keterangan, siapapun," tutur Qohar di Kejagung, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2025) malam.
Ahok diketahui menjabat sebagai Komut PT Pertamina (Persero) sejak 22 November 2019 berdasarkan Keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) No.SK-282/MBU/11/2019 tanggal 22 November 2019.
Dia kemudian mengajukan surat pengunduran diri pada 2 Februari 2024 yang dikirimkan ke Kementerian BUMN selaku pemegang saham Pertamina.
Advertisement
7 Tersangka Korupsi Minyak Mentah
Sebagai informasi, Kejagung menetapkan tujuh tersangka di kasus kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina, subholding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023. Kerugian negara dalam perkara tersebut ditaksir mencapai Rp193,7 triliun.
“Kerugian keuangan Rp193,7 triliun yang bersumber dari berbagai komponen,” tutur Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung Abdul Qohar di Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025).
Qohar merinci komponen kerugian negara tersebut, yakni berasal dari kerugian ekspor dalam negeri, kerugian impor melalui broker, kerugian impor melalui broker, serta kerugian dikarenakan subsidi. Saat ini, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) masih melakukan penghitungan hingga menuju angka pasti.
“Dan karena ini selama lima tahun 2018-2023, nanti finalnya akan kami sampaikan setelah perhitungan oleh audit BPK sudah selesai, yang pasti kami sudah gelar perkara dengan BPK, sudah kami tuangkan dalam risalah hasil ekspose sehingga di sana ditemukan kerugian keuangan negara,” kata Qohar.
Ketujuh tersangka langsung ditahan selama 20 hari ke depan, terhitung tanggal 24 Februari 2025. Mereka yang ditetapkan tersangka adalah:
- Riva Sihaan (RS) selaku Dirut PT Pertamina Patra Niaga;
- Sani Dinar Saifuddin (SDS) selaku Direktur Optimasi Feedstock dan Produk PT Kilang Pertamina Internasional;
- Yoki Firnandi (YF) selaku Dirut PT Pertamina Internasional Shipping;
- Agus Purwono (AP) selaku Vice President Feedstock Manajemen PT Kilang Pertamina Internasional;
- Muhammad Kerry Andrianto Riza (MKAR) selaku Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa;
- Dimas Werhaspati (DW) selaku Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim; dan
- Gading Ramadhan Joedo (GRJ) selaku Komisaris PT Jenggala Maritim sekaligus Dirut PT Orbit Terminal Mera.
Tersangka Bertambah 2 Orang Lagi
Kejagung kemudian menangkap dua tersangka baru terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero), Sub Holding dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) tahun 2018-2023. Salah satu peran dari keduanya adalah melakukan blending RON 88 (premium) dengan RON 92 (Pertamax).
Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar menyampaikan, dua tersangka yakni MK selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga; dan EC selaku VP Trading Operation PT Pertamina Patra Niaga, melakukan pembelian RON 90 atau lebih rendah dengan harga RON 92 atas persetujuan tersangka RS selaku Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Patra Niaga, sehingga menyebabkan pembayaran impor produk kilang dengan harga tinggi tidak sesuai dengan kualitas barang.
“Tersangka MK memerintahkan dan atau memberikan persetujuan kepada tersangka EC untuk melakukan blending produk kilang jenis RON 88 premium dengan RON 92 pertamax di terminal storage PT Orbit Terminal Merak milik tersangka MKAR dan tersangka GRJ atau yang dijual dengan harga RON 92,” tutur Harli dalam keterangannya, Kamis (27/2/2025).
“Hal ini tidak sesuai dengan proses pengadaan produk kilang dan core business PT Pertamina Patra Niaga,” sambungnya.
Advertisement
