Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Hercules C-130 yang dipiloti Kapten Penerbang Sandy Permana jatuh dan terbakar di Medan, Sumatera Utara pada Selasa 30 Juni 2015. Burung besi buatan 1960-an itu terbang hendak mengantarkan logistik ke sejumlah Lanud di Kepulauan Natuna, Riau.
Sebanyak 122 orang tewas. Mereka terdiri 110 penumpang sipil dan 12 orang dari kru pesawat. Di antara kru yang tewas adalah Kapten Penerbang Sandy Permana.
Kepergian Sandy menyisakan kesedihan di hati rekannya. Hal ini lantaran Sandy dikenal sebagai sosok yang santun. Prestasi yang ditorehnya dalam pendidikan taruna nusantara membuat rekannya angkat topi.
Tak hanya itu, pria kelahiran 27 Desember 1984 lalu itu juga dikenal sebagai pria yang menghormati keluarganya. Bahkan julukan pria saleh pun disematkan kepada sang penerbang dari Skuadron Udara 32 Lanud Abdul Saleh.
Berikut 3 Fakta menarik dari Kapten Penerbang Sandy Permana:
Penerbang Terbaik AU
1. Penerbang Terbaik TNI AU
Kapten Penerbang Sandy Permana, pilot pesawat Hercules C-130 yang celaka di Medan, Sumatera Utara, dikenal sebagai penerbang andal di TNI AU.
Hal itu diungkapkan putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti, yang merupakan kakak kelasnya saat menempuh pendidikan di SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah.
"Kapten Sandy Permana, adik kelas saya di SMA Taruna Nusantara, adalah salah satu penerbang terbaik. Terima kasih atas pengabdianmu selama ini dalam menjaga dirgantara Indonesia. Selamat jalan kawan," tulis Agus Harimurti dalam akun Instagram @agusyudhoyono, yang dikutip Liputan6.com,
Selain itu, suami dari artis Annisa Pohan ini menyampaikan belasungkawa atas peristiwa yang merenggut 122 korban jiwa tersebut.
Advertisement
Naik Pangkat
2. Naik Pangkat
Ada pesan yang diingat kerabat Sandy, Dwi Sulistyaningsih sebelum sang pilot itu pergi selamanya. Dwi menuturkan pesan terakhir yang disampaikan ialah bahwa Sandy berencana pindah dinas dari Malang ke Yogyakarta.
Sebab, kata Dwi, pada Februari 2016 mendatang, ia dipastikan akan naik pangkat dari Kapten menjadi Mayor.
"Cuma dia ngasih tahu, kalau bahwa nanti Februari 2016 mau pindah dinas ke Yogya. Karena dia sudah Mayor, nanti jadi staf pengajar di Lanud Adi Sucipto. Begitu pangkatnya sudah mayor, dia pindah ke Yogya," kata Dwi saat ditemui Liputan6.com di kediamannya di Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (1/7/2015).
Namun rencana pindah dinas Sandy tak kesampaian. Ia gugur dalam tugas. Padahal ada sejumlah keluarga dari Sandy dan istri yang juga tinggal di Yogyakarta.
Dengan adanya situasi ini, istri dan dua putri Sandy harus menerimanya. Orang yang dicintai pergi selamanya. Yang jelas, menurut Dwi, istri dan putri Sandy berencana pindah ke kampung halaman di Semarang, Jawa Tengah.
Anak Saleh
3. Anak Saleh
Kakak Sandy tak kuasa menahan tangis saat melihat jenazah adiknya tiba di rumah duka di Jalan Tulus Harapan B 13 A, Sendangmulyo, Semarang, Jawa Tengah.
"Sandy, Sandy," teriak kakak Sandy menghambur menuju peti jenazah yang baru saja datang.
Perasaan sama dialami istri sang pilot. Fitriana Hapsari langsung bersimpuh dan memeluk peti jenazah. Ia terus menangis meratapi kepergian suaminya.
Dua putri korban terlihat digendong kerabat, suasana haru pun pekat di ruang tamu rumah duka yang merupakan tempat tinggal mertua Sandy.
Sementara itu sang paman yakni Sriyono mengaku sangat terpukul dengan meninggalnya Sandy. Ia mengaku cukup dekat karena sering berkomunikasi ketika Sandy menjalani pendidikan di Sekolah Komando Kesatuan di Jakarta.
"Dia itu anak yang saleh, ke mana dia pergi selalu pamit. Kemarin saat pendidikan 6 bulan, kebetulan kena sakit, saya bawa ke Pak Haji di Cipinang. Sehari sebelum puasa dia ke Kemanggisan, rumah saya untuk mengucapkan terimakasih. Dia bilang juara umum," kata Sriyono sambil mengusap air matanya.
"Saya mewakili keluarga meminta maaf jika ada kesalahan almarhum. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi-Nya," ujar Sriyono. (Ali/Yus)
Advertisement