Warga Semarang Peringati 610 Tahun Kedatangan Laksamana Cheng Ho

Kedatangannya dirayakan dengan sejumlah prosesi. Salah satunya arak-arakan Sam Poo.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 13 Agu 2015, 12:11 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2015, 12:11 WIB
20150813-laksamana cheng ho-semarang-kirab
Ratusan warga melakukan ritual tahunan untuk memperingati 610 tahun kedatangan Laksamana Cheng Ho alias Sam Poo Tay Djien ke Semarang. (Liputan6.com/Edhi Prayitno Ide)

Liputan6.com, Semarang - Usai subuh, ratusan orang di Kota Semarang berkumpul di kawasan Pecinan, tepatnya Klenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok. Mereka datang untuk melakukan ritual tahunan untuk memperingati 610 tahun kedatangan Laksamana Cheng Ho alias Sam Poo Tay Djien ke Semarang.

Cheng Ho tiba di Semarang bulan ke-6 tanggal 30 penanggalan China 610 tahun lalu. Oleh karena itu, waktu peringatannya pada kalender masehi tidak sama setiap tahunnya.

Kedatangannya dirayakan dengan sejumlah prosesi. Salah satunya arak-arakan Sam Poo. Arak-arakan ini sudah dimulai sejak Rabu 12 Agustus 2015 malam di Klenteng Tay Kak Sie.

Sebelumnya, perayaan dimulai dengan menyalakan lilin besar di dekat patung Cheng Ho dan pentas seni.

Sejatinya Cheng Ho adalah seorang muslim dan termasuk berjasa menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Masyarakat Tionghoa tetap mengormatinya dan selalu memperingati kedatangannya setiap tahun.

Pada kirab tersebut ada yang mengusung kio atau tandu kimsin (arca) Cheng Ho, Tay Ciang. Kemudian rombongan prajurit pembawa pusaka lambang kebesaran kerajaan Tiongkok, seekor kuda yang dilambangkan sebagai kendaraan Cheng Hoo dan rombongan Bhe Koen yaitu pengawal dengan wajah dicoreng.

Selain itu, ada pula drum band dari TNI AD Yon Arhanudse 15/ Kodam IV/Diponegoro dan tim kesenian Naga Doreng yang mengiringi kirab.

Rombongan berjalan menuju Klenteng Gedung Batu atau Sam Po Kong yang berada di Jalan Simongan dengan jarak 5,6 kilometer dari Klenteng Tay Kak Sie.

Satu per satu rombongan memasuki altar Klenteng Sam Po Kong kecuali kuda Cheng Ho yang berwarna hitam karena altar yang licin. Kuda tersebut oleh Bhe Koen dibawa lari bolak-balik sebanyak 3 kali untuk ritual.

Setelah itu, ada 2 kio. Kedua kio tersebut juga menjalani ritual, dibawa lari 3 kali bolak-balik sebelum memasuki altar Klenteng. Setelah itu, kio diletakkan di altar dan warga mulai berdoa di sekitarnya.

 

Kostum Ceng Ho

Rencananya siang nanti, Menteri Pariwisata Arief Yahya hadir dan mengenakan kostum kebesaran Ceng Ho. Arief Yahya juga akan meluncurkan jalur Samudera Cheng Ho sebagai destinasi wisata.

Salah satu pengurus kelenteng, Mulyadi Setiakusuma mengatakan pihaknya hanya meneruskan tradisi peringatan kedatangan Cheng Ho yang sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu. Hal itu untuk menghormatinya sebagai sosok berpengaruh di Jawa Tengah, khususnya Semarang.

"Dalam rangka kedatangan Laksamana Cheng Ho kita lakukan ritual sejak ratusan tahun. Pelaksanaannya berdasarkan penanggalan kalender Tionghoa. Ini bentuk ritual menunjukkan besarnya Laksamana Cheng Ho bagi masyarakat Semarang, Jawa Tengah," kata Mulyadi.

Dia juga mengungkapkan kebanggaannya karena pemerintah mulai melihat ini sebagai aset budaya.

"Mereka mengirimkan staf ahli dari Kementerian Pariwisata dan lain-lain. Bahkan Menteri Pariwisata juga akan hadir, ini support luar biasa," ungkap Mulyadi. (Bob/Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya