Dapat Kiriman Asap, Bandara Timika Tutup

Kabut asap ini juga menyelimuti Kota Timika dan sekitarnya.

oleh Katharina Janur diperbarui 16 Okt 2015, 14:31 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2015, 14:31 WIB
Kabut Asap Semakin Pekat, Bandara di Palembang Kembali Lumpuh
Meski lumpuh, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin, Palembang, masih didatangi para calon penumpang dan sejumlah penjemput.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah penerbangan dari dan ke Bandara Mozes Kilagin di Timika, Kabupaten Mimika-Papua, ditutup sejak 2 hari lalu. Penutupan ini disebabkan oleh kabut asap kiriman dari wilayah Papua bagian selatan.

Akibat kabut asap ini, jarak pandang di bandara hanya sekitar 500 meter. Padahal, standar penerbangan sesuai aturan Menteri Perhubungan, minimal 1.500 meter (1,5 km). Biasanya, jarak pandang di bandara lebih dari 2.600 meter.

Kabut asap ini juga menyelimuti Kota Timika dan sekitarnya. Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kabupaten Mimika, John Rettob menuturkan cuaca di Timika seperti masih subuh, gelap.

"Bisa dibayangkan kan, bagaimana pekatnya asap saat ini. Asap sudah terlihat sejak minggu lalu, namun kepekatan asap baru terjadi 3 hari belakangan ini," ungkap John ketika dihubungi di Mimika, Jumat (16/10/2015).

Tercatat ada 2 maskapai penerbangan reguler dari dan ke Timika yang tak dapat mendarat atau berangkat dari bandara itu. Pesawat berbadan kecil tak dapat masuk dan keluar dari bandara ini.

"Saat ini, Timika benar-benar diselimuti kabut asap dan tertutup untuk penerbangan," ungkap John.

Selain menganggu penerbangan, asap juga mengganggu pelayaran. Saat ini, kapal juga dilarang keluar dan masuk dari Pelabuhan di Timika. Sementara kapal yang sudah telanjur berada di laut, dipandu oleh petugas saat akan sandar di pelabuhan.

"Kabut asap ini diduga kiriman dari wilayah Papua bagian selatan. Karena saat ini musim angin tenggara, bertiup dari selatan menuju ke utara. Ini yang menyebabkan warga di Timika yang kena imbas dari asap tersebut, sementara justru di Merauke, udaranya tetap normal," papar John.

Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika wilayah V Jayapura menyebutkan ada 131 titik api yang mengepung wilayah Papua. Paling parah terdapat di wilayah Papua bagian selatan yakni Merauke dan Mappi. Sementara wilayah lain yang dikepung asap di Papua adalah Kabupaten Lanny Jaya, Jayawijaya dan Dogiyai.

"Ada dugaan lahan sengaja dibakar oleh warga untuk pembukaan lahan. Apalagi ini musim kering dan mengakibatkan api cepat merembet ke tempat lain," tukas John. (Bob/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya