Liputan6.com, Malang - Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap, semua pihak mau berdoa bersama–sama agar musibah kebakaran hutan yang berdampak kabut asap bisa segera selesai. Salah satu wujud doa bersama itu adalah dengan cara menggelar salat Istisqa atau minta hujan.
"Hari–hari ini banyak tempat di Indonesia terjadi musibah kebakaran hutan yang menyebabkan asap begitu banyak. Saya katakan bahwa ada 3 upaya yang bisa menghentikan kebakaran," kata Jusuf Kalla saat berkunjung di Universitas Islam Malang (Unisma), Jawa Timur, Sabtu (31/10/2015).
Pertama, kata Jusuf Kalla, melakukan pemadaman dari udara, kedua pemadaman dari darat dan ketiga adalah doa. Upaya pertama dan kedua sudah dilakukan oleh pemerintah tapi belum membuahkan hasil. Maka upaya ketiga, kata JK, adalah tumpuan terakhir untuk menghentikan kebakaran hutan.
Baca Juga
Advertisement
"Saya kira doa ini yang akan menyelesaikan karena itulah yang paling diharapkan dari kita semua. Karena itu salat Istisqa, kita harapkan semuanya secara nasional bersama–sama salat Istisqa. Kita juga harus bersyukur karena hujan telah mengguyur Sumatera," tandas pria yang karib disapa JK ini.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, kondisi Sumatera dan Kalimantan selama 26-30 Oktober 2015 telah membaik. Itu dibuktikan dengan jarak pandang dan kualitas udara yang lebih bersahabat.
"Hotspot menurun. Jika sebelumnya jumlah hotspot sering mencapai ribuan, misal 2.218 hotspot di Indonesia pada 24 Oktober 2015, namun Sabtu (31/10/2015) hanya 402 hotspot," jelas Sutopo.
Dia mengungkapkan jika sebelumnya rata-rata jarak pandang kurang dari 500 meter, kini sudah mulai menjauh. "Pagi ini di Padang 4 km, Pekanbaru 7 km, Jambi 2,8 km, Palembang 800 meter, Pontianak 2 km, Palangkaraya 1,5 km, dan Banjarmasin 6 km," beber Sutopo. (Ali/Sun)