Buaya Muara Teror Warga Kotawaringin Timur

Sudah banyak warga yang menjadi korban buaya-buaya itu.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Nov 2015, 10:31 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2015, 10:31 WIB
20151101-Ribuan Buaya Makan Cabang Pohon Karena Kelaparan-Honduras
Seekor buaya kelaparan mengunyah cabang pohon yang jatuh di dekat kolam di peternakan di Kota San Manuel, Honduras, Minggu (1/11). Ribuan buaya itu kelaparan setelah pemilik mereka ditahan karena terlibat perdagangan narkoba. (AFP PHOTO/Orlando SIERRA)

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, cemas dengan buaya yang berkeliaran di Sungai Mentaya di kawasan menuju muara sungai.

"Buaya sering muncul. Biasanya kalau air sungai surut, mereka naik ke lumpur-lumpur di bantaran sungai," kata Rusdi, warga di Kecamatan Seranau, Kotawaringin, Rabu (18/11/2015).

Pada Selasa sore kemarin, warga di kawasan Sei Remiling Desa Ganefo dikagetkan oleh kemunculan seekor buaya sepanjang 2,5 meter. Buaya tersebut naik ke lumpur di bantaran sungai, sehingga membuat cemas warga yang sedang mandi di sungai.

Kemunculan buaya sebelumnya juga membuat cemas masyarakat di sejumlah desa di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.

"Saya sudah sering mendengar di arah muara ini banyak buaya, tapi baru kemarin saya menyaksikan sendiri kejadian itu. Takut juga saat menyeberang sungai karena buayanya masih terlihat di pinggir sungai," kata seorang warga lainnya, Udin.

Keberadaan buaya, khususnya di sekitar muara, memang sudah terjadi sejak dahulu. Salah satunya di pulau yang bernama Pulau Lepeh, yang diduga menjadi habitat buaya muara.

Masyarakat sering melihat kemunculan buaya di sekitar pulau kecil yang berada di tengah Sungai Mentaya tersebut. Saat sungai sedang surut, tidak jarang warga melihat beberapa buaya berjemur di sisi pulau yang membentuk seperti pantai. Karena itu, warga tidak berani mendekati pulau tersebut.

Beberapa tahun terakhir diperkirakan sudah ada belasan kasus buaya yang menerkam warga. Ada yang selamat, tapi sebagian besar korbannya meninggal dunia.

Bahkan ada beberapa korban yang hingga kini belum ditemukan jasadnya setelah diterkam dan diseret ke dalam sungai oleh hewan buas itu. (Ant/Nil/Mut)**

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya