JK: Heli Super Puma Masih Oke

Heli Westland AW-101 dibeli untuk menggantikan helikopter jenis Super Puma yang selama ini digunakan Jokowi dan JK.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 28 Nov 2015, 02:15 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2015, 02:15 WIB
20151019-Jusuf Kalla-Jakarta
Wapres Jusuf Kalla di rumah dinas Wakil Presiden, Jakarta (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan tidak tahu adanya rencana pembelian helikopter kepresidenan jenis Agusta Westland AW-101 buatan Italia, seharga yakni 55 juta dolar AS atau setara dengan Rp 752 miliar lebih.

‎"Saya belum tahu itu, saya tidak tahu proses pembeliannya," kata JK, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (27/11/2015).

JK juga menegaskan, heli jenis Super Puma ‎dan dibeli saat pemerintah Presiden Gus Dur masih dalam keadaan bagus. Artinya pesawat tersebut, baru berumur 15 tahun dan masih sangat layak.

"Helikopter yang biasa saya pakai dan Pak Jokowi ya Super Puma. Masih oke, ukurannya bagus dan itu baru," tambah JK.

JK juga mengatakan, sampai saat ini perusahaan Indonesia belum ada yang mampu membuat helikopter utuh secara mandiri. Karena yang ada hanya merakitnya saja.

"‎(Di PT Dirgantara Indonesia) Itu bukan buatan Nurtanio yang buat, itu buatan Prancis. Cuma sebagian dirakit di PT DI. Kita kan baru merakit helikopter, belum membuat," tandas JK.

Seperti diketahui, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Dwi Badarmantyo menjelaskan pengadaan helikopter VVIP ini dilakukan TNI AU dan sudah masuk dalam Rencana Strategis TNI-AU 2015-2019.

"Kita sudah proses pemesanan, nanti sekitar bulan April 2016 kita harapkan akan datang satu helikopter pesanan kita," kata Dwi.

Dijelaskan Dwi, Agusta Westland AW-101 ini dibeli untuk menggantikan helikopter jenis Super Puma yang selama ini digunakan untuk Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) jika berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia.

Agusta Westland adalah perusahaan pembuat beberapa jenis helikopter yang berbasis di Italia. Perusahaan ini merupakan bentuk dari joint venture antara Italia dan Inggris. (Dms/Nda)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya