Wapres Gunakan Media Sosial untuk Sosialisasi Program Pemerintah, Wamensesneg Sebut Agar Informasi Tak Bias

Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Jur Ardiantoro menyebut berbagai pejabat publik mempunyai gaya komunikasinya ke masyarakat, termasuk melalui rekaman video seperti yang dilakukan wapres.

oleh Delvira Hutabarat Diperbarui 27 Apr 2025, 15:07 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2025, 15:07 WIB
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. (Youtube Sekretariat Wakil Presiden).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memanfaatkan media sosial berupa Youtube untuk mensosialisasikan berbagai kebijakan pemerintah.

Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Jur Ardiantoro menyebut berbagai pejabat publik mempunyai gaya komunikasinya ke masyarakat, termasuk melalui rekaman video seperti yang dilakukan wapres.

"Ya ada banyak cara komunikasi, para pejabat, Pak Presiden, Pak Wapres, Pak Menteri, dan seluruh pejabat yang lain tentu punya kepentingan untuk menyampaikan hal-hal yang perlu diberitahu oleh masyarakat. Modelnya macam-macam, yang penting pesannya sampai ke masyarakat," kata dia di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (27/4/2025).

Menurut Juri, dengan rekaman video yang dilakukan oleh wapres, masyarakat bisa langsung mendapatkan informasi yang benar dan utuh, sehingga tidak menyebabkan bias informasi.

"Kita mengharapkan masyarakat mendapatkan informasi yang lebih benar, lebih langsung dari sumbernya masyarakat tidak banyak mendapatkan informasi-informasi yang sudah di-cloning gitu sehingga bias informasi," tuturnya.

"Dan kadang-kadang informasi yang beredar sering kali sudah bias dan tidak benar karena itu, baik sekali kalau para pejabat bisa menyampaikan langsung informasi yang benar yang diberikan termasuk Pak Wapres," pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyampaikan soal program hilirisasi. Menurut dia, hilirisasi penting dilakukan dan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Bahwa bumi, dan air, dan kekayaan alam yang tergandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. 

"Ini adalah arah yang saat ini sedang Indonesia tempuh dan Bapak Presiden Prabowo secara tegas menyampaikan bahwa hilirisasi itu kunci kemakmuran dan harus dilakukan di semua komoditas unggulan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia," kata Gibran seperti dikutip dari channel youtube pribadinya, gibrantv seperti dikurip Sabtu (26/4/2025).

Indonesia Tak Boleh Ragu-ragu

Gibran lalu mengutip pernyataan Prabowo yang bersyukur Indonesia mempunyai sumber alam yang sangat besar. Karenanya, Indonesia tidak boleh ragu-ragu memanfaatkannya sebaik-baiknya. Hilirisasi kunci daripada kemakmuran.

"Segera inventarisir proyek-proyek penting dalam program hilirisasi kita. Proyek-proyek yang vital segera dirumuskan. bikin daftar dan kita segera untuk mencari dana sehingga kita bisa mulai hilirisasi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya," kata Prabowo dalam cuplikan video tersebut.

Gibran menyatakan, saat ini pemerintah sudah memetakan 28 komoditas unggulan yang potensinya bisa mencapai lebih dari Rp 13.000 triliun di tahun 2040. Karenanya, Satgas percepatan hilirisasi juga dibentuk tahun ini dan investasi juga terus digencarkan.

Gibran pun mendorong, percepatan hilirisasi dengan diimbangi dengan peningkatan skill angkatan kerja. Karenanya, Indonesia butuh banyak anak bangsa yang ahli dan terampil di bidang sains, teknologi, engineering, matematika, AI untuk mengisi posisi strategis dalam hilirisasi. 

"Di 2024 realisasi investasi untuk hilirisasi mencapai Rp 407 triliun, hampir seperempat dari total investasi nasional. Karena untuk mewujudkan hilirisasi kita butuh investasi dan teknologi," dorong Gibran.

"Oleh sebab itu, pendidikan dan vokasi terus kita kembangkan. Apalagi Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, sehingga ini semua akan jadi langkah besar dalam membuka lapangan kerja," imbuhnya menandasi.

Sekedar Kaya Saja Tidak Cukup

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka merilis video terbarunya, terkait hilirisasi. Dia menegaskan, Indonesia adalah negara yang kaya namun sebatas kaya saja nyatanya tidaklah cukup.

"Kita tentu sangat bersyukur Indonesia dianugrahi sumber daya alam yang luar biasa. Indonesia punya cadangan nikel terbesar di dunia. Cadangan timah kita terbesar kedua di dunia. Kita juga penghasil rumput laut terbesar kedua dunia, serta masih banyak lagi. Tapi nyatanya sekedar kaya saja ternyata tidak cukup," kata Gibran seperti dikutip dari channel youtube pribadinya, gibranrv seperti dikurip Sabtu (26/4/2025).

Gibran menyatakan, hal tersebut menjadi tantangan bagi Indonesia dalam mengolah kekayaan alam. Tujuannya, agar punya nilai tambah maksimal bagi masyarakat. 

"Coba bayangkan Indonesia sempat menjadi eksportir biji bauksit terbesar ketiga dunia. Sayangnya Indonesia hanya menempati urutan ke 31 sebagai pengekspor panel surya. Padahal ketika bauksit diolah menjadi panel surya nilainya bertambah 194 kali lipat. Besar sekali," ungkap Gibran.

Namun Gibran mencatat, hilirisasi tidak melulu hanya soal batubara atau minerba. Hilirisasi bisa dilakukan di sektor lain. Pertanian, kelautan, perkebunan, bahkan digital. 

"Jadi inti dari hilirisasi adalah pengolahan yang menghasilkan nilai tambah. Sehingga selain mendapatkan keuntungan dari harga jual, dengan melakukan pengolahan kita juga bisa membuka lapangan kerja, memberdayakan UMKM, mengeliatkan ekonomi, dan mendapatkan pemasukan negara dari pacak, royalti, PNPB, dividen, maupun bea ekspor," dorong Gibran.

Gibran ingin hal yang dilakukan negara-negara lain, bahkan oleh negara yang tidak memiliki sumber daya alam sekali pun bisa dilakukan oleh Indonesia.

"Mereka mengimpor bahan mentah, diolah, kemudian diekspor lagi, termasuk ke negara asal sumber daya alam itu sendiri. Lalu nilai tambahnya kemana? Uangnya yang dapat siapa? Lapangan kerjanya siapa yang menikmati? Ya negara yang mengolah itu," Gibran menandasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya