Liputan6.com, Jakarta - RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) kedatangan 13 jenazah korban tabrakan maut Kereta Commuter Line dan bus Metro Mini di perlintasan kereta api Muara Angke, Tambora, Jakarta Barat, Minggu pagi.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Metro Jaya Kombes Musyafak mengatakan mayoritas korban mengalami luka benturan dan kondisinya mengenaskan.
"Korban di sini total 13. Jadi kondisinya cukup parah. Ada yang bagian tubuhnya terpisah satu dengan yang lainnya. Lukanya rata-rata benturan keras," jelas Musyafak di kamar jenazah RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Minggu (6/12/2015).
Advertisement
Baca Juga
- Tabrakan KRL vs Metro Mini di Angke, Jokowi Sampaikan Duka Cita
- KRL vs Metro Mini di Angke, Polda Metro Dalami Dugaan Kelalaian
- Tabrak Metro Mini di Angke, Sistem Kelistrikan KRL Rusak Parah
Musyafak mengatakan saat ini tim foreksik dan tim dokter gigi sedang melakukan pemeriksaan Disaster Victim Identification (DVI) untuk mengindetifikasi korban. Sementara dari 13 korban, baru 1 yang teridentifikasi.
"Kami sedang melakukan tes DVI karena kondisi jenazah hancur, sulit dikenali. Sementara yang sudah diketahui identitasnya baru 1 orang yaitu Sudikman. Dia tadi dievakuasi ke RS Sumber Waras lalu meninggal di sana dan dibawa ke sini," terang Musyafak.
Tabrakan maut ini dikabarkan terjadi karena sopir bus Metro Mini menerobos pintu perlintasan kereta api. Sopir menyetir zig-zag.