Polda Metro: Korban Tewas KRL Vs Metro Mini Sulit Dikenali

Dari 13 korban, baru 1 yang teridentifikasi. Sebagian besar luka mereka akibat benturan keras

oleh Audrey Santoso diperbarui 06 Des 2015, 14:17 WIB
Diterbitkan 06 Des 2015, 14:17 WIB
20151206- Tabrakan Kereta dengan Metromini-Jakarta-Gempur M Surya
Petugas melakukan olah TKP pasca terjadi tabrakan maut yang menewaskan 13 orang di perlintasan Angke, Tambora, Jakbar, Minggu (12/6/2015). Saksi menyebut Metromini nekat menerobos palang pintu perlintasan. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) kedatangan 13 jenazah korban tabrakan maut Kereta Commuter Line dan bus Metro Mini di perlintasan kereta api Muara Angke, Tambora, Jakarta Barat, Minggu pagi.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Metro Jaya Kombes Musyafak mengatakan mayoritas korban mengalami luka benturan dan kondisinya mengenaskan.

"Korban di sini total 13. Jadi kondisinya cukup parah. Ada yang bagian tubuhnya terpisah satu dengan yang lainnya. Lukanya rata-rata benturan keras," jelas Musyafak di kamar jenazah RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Minggu (6/12/2015).

 

Baca Juga


    Musyafak mengatakan saat ini tim foreksik dan tim dokter gigi sedang melakukan pemeriksaan Disaster Victim Identification (DVI) untuk mengindetifikasi korban. Sementara dari 13 korban, baru 1 yang teridentifikasi.

    "Kami sedang melakukan tes DVI karena kondisi jenazah hancur, sulit dikenali. Sementara yang sudah diketahui identitasnya baru 1 orang yaitu Sudikman. Dia tadi dievakuasi ke RS Sumber Waras lalu meninggal di sana dan dibawa ke sini," terang Musyafak.

    Tabrakan maut ini dikabarkan terjadi karena sopir bus Metro Mini menerobos pintu perlintasan kereta api. Sopir menyetir zig-zag.

    POPULER

    Berita Terkini Selengkapnya