Intimidasi Sopir Metro Mini Warnai Pengelolaan Pul Bus Sitaan

Para sopir yang tidak terima kendaraannya digelandang mendatangi kantor pengelola pul dengan membawa sekelompok orang.

oleh Audrey Santoso diperbarui 08 Des 2015, 12:17 WIB
Diterbitkan 08 Des 2015, 12:17 WIB
Intimidasi Sopir Metro Mini Warnai Pengelolaan Pul Bus Sitaan
Bus rongsok di Pul Rawa Buaya, Jakarta Timur. (Audrey Santoso/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bukan perkara mudah mengelola kendaraan hasil razia. Komandan Derek Dishub DKI Joni Budhi mengatakan pernah mendengar cerita intimidasi sopir Metro Mini terhadap para petugas pul bus sitaan.

Para sopir yang tidak terima kendaraannya digelandang mendatangi kantor pengelola pul dengan membawa sekelompok orang. Mereka kemudian memaksa petugas membebaskan kendaraan tanpa melalui prosedur resmi.

"Pernah ada sopir (Metro Mini) yang tidak terima kendaraannya ditertibkan, lalu membawa sekelompok orang ke sini. Mereka mengancam dan maksa minta busnya keluar. Padahal prosedur jelas, harus ikut sidang, bayar denda dan minta surat keluar kendaraan," tutur lelaki yang baru 2 minggu menjabat sebagai jabatan Komandan Derek itu kepada Liputan6.com, Selasa, (8/12/2015).

Saat ini terdata sekitar 500 kendaraan berbagai jenis menginap di Pul Rawa Buaya. Dari pantauan lapangan, kendaraan yang mendominasi adalah bus-bus tua dan karatan mulai dari AKAP, Kopaja dan Metro Mini. Bahkan, banyak bus yang bannya ompong, seluruh kacanya sudah pecah dan badan kendaraannya dicorat-coret tangan jahil menggunakan cat semprot.

Joni menuturkan bus-bus yang kondisinya seperti itu akan segera dimusnahkan karena sudah 3 tahun terparkir di pul tanpa diurus pemiliknya dan membuat ruang parkir menjadi penuh.

"Orang perlengkapan kami sudah bersurat ke pemillik untuk mengurus Metro Mini dan Kopajanya yang kami tilang, tapi karena tidak ada jawaban dan sudah 3 tahun bus-bus rongsok ini di sini. Jadi, kami akan musnahkan," tutup Joni.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya