Liputan6.com, Yogyakarta - Keindahan taman bunga amarilis di Desa Beji, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, menjadi magnet masyarakat yang ingin berfoto. Kini, hamparan eceng gondok di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, punya daya tarik yang sama.
Adalah Karsono, pemilik taman bunga enceng gondok berwarna ungu itu. Ia menuturkan, hamparan enceng gondok di lahan seluas 100 meter persegi itu awalnya ditanami tanaman padi. Namun setelah gempa tahun 2006 silam, tumbuhan padi masih bisa tumbuh subur di sawahnya.
Setelah 2 tahun berjalan, kondisinya mulai berubah. Sawahnya bisa mendapat pasokan air namun tidak bisa membuangnya.
Baca Juga
"Karena airnya enggak gerak, sawah itu kemudian saya diamkan. Akhirnya irigasinya macet, tidak bisa membuang air lalu ada genangan," kata Karsono saat ditemui di depan rumahnya, Bantul, Selasa (15/12/2015).
Usai didiamkan, sambung dia, sawah itu tumbuh tanaman eceng gondok dengan sendirinya. Tanaman yang biasa tumbuh di sawah dan rawa itu biasanya untuk bahan makanan ternak bebek dan ayam kalkun.
"Karena berbunga dan banyak pengunjung, jadi kami batasi kalau ingin diambil buat pakan ternak," urai dia.
Advertisement
Berbeda dengan taman bunga amarilis milik Sukadi, hamparan eceng gondok di Dusun Karangasem, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, itu tak mungkin dirusak pengunjung yang hendak selfie atau foto bersama.
Sebab, di bawah hamparan bunga bernama Latin Eichhornia crassipes ini merupakan genangan air. Para pengunjung tentu saja tak akan turun ke bawah seperti saat berfoto di tengah hamparan bunga amarilis di Gunungkidul.
Untuk menikmati hamparan bunga eceng gondok ini tidak dikenakan tiket masuk. Pengunjung hanya dibebani tiket parkir Rp 2.000. Pemilik kebun juga menyediakan ojek payung jika kondisi hujan di sekitarnya dengan biaya Rp 2.000.