Liputan6.com, Jakarta - Program Bela Negara yang dicetus oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) masih penuh kontroversi. Meski demikian, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memiliki target cukup tinggi dalam mencari kader Bela Negara.
"Harapannya, Menhan ingin kita punya 100 juta Kader Bela Negara dalam 10 tahun ke depan sejak 2015," tutur Sekjen Kemhan Ediwan Prabowo, di Kantor Kemhan, Jakarta, Minggu (20/12/2015).
Menurut dia, program ini sudah ada sejak 15 tahun terakhir. Hingga saat ini, sudah tercatat ada 67 juta kader Bela Negara. Mereka terdiri dari berbagai macam elemen, mulai masyarakat biasa hingga PNS.
Sebelumnya, Ryamizard mengatakan ini upaya negara untuk menangkal radikalisme dan membangun semangat nasionalisme pada generasi muda.
"Radikalisme akan dilawan dengan nasionalisme karena itu, Kementerian Pertahanan sedang merancang program Bela Negara untuk mahasiswa yang akan masuk perguruan tinggi," ujar Ryamizard saat mengahdiri peringatan Hari Bela Negara di Monas, Jakarta, Sabtu 19 Desember 2015.
Baca Juga
Menurut dia, tantangan bangsa ke depan adalah melindungi generasi muda dari aliran keagamaan sempalan yang memiliki sejarah kekerasan. Aliran itu, lanjut dia, biasanya mendorong radikalisme, mudah mengkafirkan dan tidak bisa menerima perbedaan pandangan dan keyakinan.
Oleh karena itu, dalam rangka memperingati Hari Bela Negara, Ryamizard juga berharap agar anak bangsa tidak terbujuk rayu bergabung dengan ISIS untuk berperang di negara orang.‎