Kisah Pilu di Balik Foto Balita 'Penyihir' di Nigeria

Kisahnya mengemuka setelah seorang wanita Denmark bernama Anja Ringgren Loven berfoto ketika memberi makan anak kecil bernama Hope itu.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 15 Feb 2016, 13:09 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2016, 13:09 WIB
Kisah Pilu di Balik Foto Balita 'Penyihir' di Nigeria
Bocah bernama Hope. (Facebook Anja Ringgren Loven/News.com.au)

Liputan6.com, Abuja - Jika diperhatikan sekilas, foto balita yang belakangan beredar di dunia maya ini hanyalah gambaran anak kelaparan dan kekurangan gizi. Tapi nyatanya tak demikian, ada kisah pilu di baliknya.

Bocah telanjang itu dituduh sebagai penyihir di Nigeria, dan bahkan dijauhi oleh masyarakat setempat.

Kisahnya mengemuka setelah seorang wanita Denmark bernama Anja Ringgren Loven berfoto ketika memberi makan anak kecil yang sekarang bernama Hope. Sejak beredar di dunia maya tak lama kemudian, gambar-gambar tersebut pun menjadi viral.

Anja memposting foto Hope di Facebook disertai pesan menyentuh.

"Ribuan anak-anak dituduh sebagai penyihir. Kami melihat penyiksaan anak-anak, mereka mati dan ada pula yang ketakutan. Rekaman ini menunjukkan mengapa aku melawan. Mengapa aku menjual semua yang kumiliki. Mengapa aku pindah ke wilayah yang belum dipetakan," tutur Anja seperti salah satunya dikutip dari News.com.au, Senin (15/2/2016).

"Aku harus menyelamatkan anak-anak seperti Hope, kami semua berharap ia bisa bertahan. Hari ini kondisinya membaik, ia menerima transfusi darah setiap hari dan kelompok relawan yang menyayanginya merawat Hope dengan baik," imbuh Anja.

Anja adalah pendiri African Children’s Aid Education and Development Foundation yang berupaya menyelamatkan anak-anak yang dianggap penyihir. Kelompoknya juga berusaha untuk mengubah pandangan masyarakat Nigeria terhadap aksi praktek kuno dan brutal, serta mendidik masyarakat lokal yang kebanyakan kaum miskin dan tidak berpendidikan.

Menurut Anja, ketika seorang anak dituduh sebagai penyihir oleh setiap anggota desa, maka tuduhan juga mengarah ke orangtuanya. Akhirnya mereka kerap disiksa atau dibunuh.

Orangtua anak-anak yang dituduh sebagai penyihir itu juga berisiko dibunuh, jika membiarkan anak mereka berada di tempat tinggal tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya