Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menemukan banyak anak yang dieksploitasi menjadi joki 3 in 1. Hal ini membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) geram. Sebab, tidak jarang anak-anak ini diberi obat tidur agar tidak rewel.
Oleh karena itu, Ahok berencana menghapus kebijakan tersebut. "Saya lagi pertimbangkan, mengkaji 3 in 1 mau dihapuskan," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (28/3/2016).
Baca Juga
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku sudah mengetahui modus eksploitasi anak. Sekarang ini, anak tidak hanya dieksploitasi untuk mengemis atau berjualan. Mereka juga dibawa untuk menjadi joki 3 in 1.
"Sebenarnya enggak perlu ada 3 in 1 juga. Kalau pada bawa-bawa bayi begitu, dikasih obat bayinya biar enggak mengganggu yang bawa mobil. Ini kan enggak benar," ucap Ahok.
Dia mengatakan, kebijakan 3 in 1 tidak dapat serta merta dihapus. Oleh karena itu, Pemprov DKI akan melakukan kajian terlebih dahulu.
Namun, apabila program Electronic Road Pricing (ERP) sudah terlaksana, 3 in 1 pasti dihapus. "Kita pertimbangkan, nanti ada ERP, 3 in 1 harus disetop. Makanya saya kaji lagi," kata Ahok.