Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyediakan rusunawa di Rusun Rawa Bebek dan Rusun Marunda, bagi warga Pasar Ikan, Jakarta Utara, yang terkena penggusuran.
Meski demikian, salah satu warga di kawasan Akuarium, Yuni (28) yang telah pindah ke Rusun Rawa Bebek, mengeluhkan akses kendaraan umum. Susahnya akses membuat dia dan suami sulit berpegian ke tempat kerja dekat di kawasan Pasar Ikan.
"Saya sudah pindah ke Rusun Rawa Bebek bersama suami dan anak bertiga. Tapi kerja jadi susah. Suami kan jadi security di waduk, saya buka bazar di sekitar sini. Di sana (Rusun) enggak ada angkot. Bisa naik kereta, tapi jauh," ujar Yuni sambil memindahkan barang perabotan rumah tangga di sekitar kawasan Pasar Ikan, Senin (11/4/2016).
Advertisement
Bukan hanya jauh, Yuni pun mengeluhkan mahalnya biaya untuk masuk menuju Rusun Rawa Bebek.
"Saya kalau mau ke tempat bazar di Pluit ke rusun, harus ngeluarin ongkos Rp 15 ribu. Kalau di Pasar Ikan paling jalan, kalau enggak ojek cuma Rp 5.000," ungkap Yuni.
Meski demikian, dia menyatakan Rusun Rawa Bebek jelas lebih bersih daripada kontrakannya di Aquarium. "Ya kalau lebih bersih dan layak, memang bagusan di rusun. Tapi tetep enggak senang aja," ungkap Yuni.
Â
Baca Juga
Sementara itu, di lokasi yang sama, Wakil Wali Kota Jakarta Utara Wahyu Haryani mengatakan, dari 396 kepala keluarga di Pasar Ikan, sudah 321 KK yang sudah pindah ke Rusun Marunda dan Rawa Bebek.
"Di Pasar Ikan total ada 396 KK. Sampai tadi pagi, semua yang sudah direlokasi di Rusun Marunda dan Rawa Bebek mencapai 321 KK. Nanti sisanya akan langsung ke Rawa Bebek juga," ungkap Wahyu.
Dia pun menyadari, banyak warga yang belum terbiasa tinggal di rusun. Meski demikian, hal ini adalah bagian dari upaya pemerintah agar warga DKI Jakarta hidup lebih manusiawi.
"Kita memang memaklumi, apalagi masyarakat sudah lama tinggal di Pasar Ikan. Tapi ini kita ingin agar lebih manusiawi," tutup Wahyu.
Â