Liputan6.com, Banyuwangi - Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis penyebab tenggelamnya kapal motor penumpang (KMP) Rafelia II di Selat Bali pada awal Maret 2016 lalu. Dari hasil investigasi, penyebab tenggelamnya kapal di antaranya akibat kelebihan muatan dan pintu rampa terbuka selama berlayar.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (11/5/2016), selain itu juga terdapat kesalahan penempatan muatan kendaraan hingga kapal mengalami trim haluan atau kapal berat di bagian depan pintu rampa kapal. Sehingga air laut masuk ke dalam dek kapal secara terus-menerus dan menyebabkan kapal miring 15 derajat.
Baca Juga
Selain 62 penumpang, KMPÂ Rafelia II juga mengangkut 33 kendaraan dengan bobot total mencapai 765,26 ton. Padahal berat muatan maksimal kapal hanya 297 ton.
Advertisement
KNKT juga merekomendasikan PT Dharma Bahari Utama, perusahaan pemilik KMP Rafelia II mengangkat bangkai kapal karena terdapat limbah batu bara. Hal ini sangat berbahaya dan bisa merusak ekosistem laut di sekitaran perairan Selat Bali.
4 Maret 2016 lalu, KMP Rafelia II tenggelam di perairan Selat Bali atau sekitar 300 meter dari bibir pantai pelabuhan penyeberangan Ketapang, Banyuwangi, Jatim. 6 orang, 2 di antaranya kru kapal, tewas. Sedangkan puluhan kendaraan hingga saat ini masih berada di dalam bangkai kapal.