Liputan6.com, Poso - Gunung Biru. Sebuah lokasi yang terletak di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Gunung ini merupakan kawasan hutan lebat yang ideal dijadikan tempat persembunyian.
Lokasi yang diselimuti kabut hampir di setiap harinya ini disinyalir sempat disinggahi Santoso dan pengikutnya.Â
Baca Juga
Aparat kepolisian dan TNI tak tinggal diam dan mulai mengatur strategi untuk menangkap kelompok yang diduga menebar teror ini.
Advertisement
Pasukan dengan kode operasi Satgas Tinombala bergerak menyisir hutan. Lokasi dengan kontur pegunungan yang berbukit serta hutan yang cukup rapat menjadi kendala.
Belum lagi harus melintasi arus sungai yang deras dengan bersenjatakan lengkap. Semua rintangan dilewati Satgas Tinombala dengan satu tujuan mempersempit ruang gerak Santoso pengikutnya.
Lokasi yang di anggap rawan dan jalur alternatif lalu lintas menuju perkampungan di jaga ketat. Kendaraan yang melintas diperiksa, mencegah resiko anggota kelompok Santoso bersembunyi dan berbaur dengan masyarakat.
Aksi aparat menutup ruang gerak kelompok Santoso termasuk memutus jalur logistik membuat kelompok ini terpaksa berburu hewan liar.
Baca Juga
Ternyata, di dalam persembunyiannya, tak hanya kaum pria yang mengangkat senjata, sejumlah wanita yang diduga para istri pengikut Santoso ikut dibekali senjata bergerilya di dalam hutan.
Saat tim menyusuri salah satu desa yang berdekatan dengan pegunungan, untuk mencari tahu bagaimana interaksi masyarakat dengan kelompok Santoso, warga desa diam seribu bahasa.
Keberadaan Santoso dan pengikutnya menimbulkan kehati-hatian pada warga, utamanya yang berdekatan dengan Gunung Biru. Bahkan saat berladang, warga memutuskan meminta pengawalan petugas.
Aksi Santoso melakukan perlawanan dari hutan bersama pengikutnya bukan tanpa alasan. Salah seorang tokoh islam di kota Poso yang sempat mengenal sosok Santoso di masa mudanya berkisah.
Risiko berhadapan dengan aparat TNI dan polisi, tampaknya yang membuat kelompok Santoso juga mengadakan latihan militer di dalam hutan belantara. Latihan militer yang meliputi latihan bela diri itu juga diajarkan pada anak di bawah umur.
Mereka juga sadar pergerakannya melawan dari dalam hutan selalu dalam intaian aparat keamanan. Kelompok Santoso berhati-hati dalam melakukan perekrutan anggota baru. Adanya simpatisan yang ingin bergabung tak langsung diterima begitu saja.
Interogasi ketat diberlakukan. Simpatisan yang diinterogasi ini bernama Irfan alias Akil yang sudah menyerahkan diri pada polisi.
Dalam posisi saling intai dan saling ukur kekuatan, akhirnya pecah juga kontak senjata. Aparat yang tergabung dalam Satgas Tinombala memergoki keberadaan pengikut Santoso di dusun Hariman, desa Talabosa, Kabupaten Poso. Dalam pertempuran itu, aparat berhasil melumpuhkan anak buah Santoso.
Melacak dan memburu daftar pencarian orang kelompok Santoso tak hanya operasi di tengah hutan, namun juga memasang poster besar atau baliho di lokasi yang cukup strategis agar warga setempat lebih paham kawanan yang selama ini di cari pihak berwajib. Hal ini juga mendorong warga untuk melaporkan keberadaan kelompok ini jika mengetahuinya.
Kepopuleran sosok Santoso sebagai salah satu orang paling diburu aparat keamanan, cukup membuat heran dan terkejut sejumlah rekan yang mengenalnya.
Nama Santoso juga beredar di desa Patiwunga, desa yang terletak dekat dengan pegunungan Biru tempat yang diduga jadi lokasi persembunyian kelompok Santoso. Di desa ini warganya sudah jera berhadapan dengan kelompok Santoso.
Saksikan selengkapnya dalam tayangan Sigi Investigasi SCTV edisi Sabtu (7/5/2016), di bawah ini.