VIDEO: Persatuan Pelaut Indonesia Tuntut Panglima TNI Minta Maaf

Pernyataan Panglima TNI Gatot Nurmatyo bahwa penculikan dan penyanderaan adalah kebohongan dinilai menyakitkan.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Jun 2016, 17:41 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2016, 17:41 WIB
Keluarga ABK WNI Disandera
Keberadaan ke-7 ABK itu belum diketahui.

Liputan6.com, Samarinda - Ketidakjelasan kabar tentang 7 awak kapal indonesia yang diculik dan disandera di Filipina, membuat keluarga resah.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (26/6/2016), suasana di mes PT Rusianto Bersaudara di sungai Kapih, Samarinda, begitu muram. Begitu pun perasaan istri 7 awak kapal tunda Charles. Sudah 6 hari suami mereka diculik, namun belum kejelasan tentang nasib para korban.

Sementara itu, Persatuan Pelaut Indonesia (PPI) mendesak Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta maaf kepada keluarga korban karena menuding penculikan awak kapal sebagai kebohongan.

Pernyataan panglima bahwa penculikan dan penyanderaan adalah kebohongan dinilai menyakitkan.

“Karena penyataan dari panglima telah menyakiti hati kelurga korban pada khususnya dan pelaut indonesia pada umumnya,” ujar Ketua PPI Andri Sanusi.

Tujuh dari 13 awak kapal tunda atau Tugboat Charles diculik dan disandera di perairan Tawi-Tawi, Filipina, pada 20 Juni 2016. Penculik yang mengklaim sebagai kelompok Abu Sayyaf menuntut uang tebusan 20 juta ringgit.

Keberadaan ke-7 ABK itu belum diketahui. TNI masih sibuk memintai keterangan enam ABK yang selamat. Sedangkan pihak perusahaan hanya menunggu kontak dari penculik melalui telepon seluler.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya