Liputan6.com, Samarinda - Kelompok Abu Sayyaf yang menculik ABK Kapal Charles mengancam akan membunuh sebagian sandera jika uang tebusan tidak segera dibayarkan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (27/7/2016), ancaman ini membuat para keluarga awak tug boat atau kapal tunda Charles cemas dan takut.
Awal mulanya, saat mereka mendatangi posko keluarga ABK di Kantor PT Rusianto Bersaudara, perusahaan pemilik kapal di Sungai Lais, Samarinda sekitar jam 11 siang tadi, mereka menerima telepon dan SMS atau pesan singkat dari penculik.
Advertisement
SMS tersebut berisi ancaman akan membunuh empat dari tujuh sandera.
SMS dari kelompok yang menamakan diri Al Habsy, yang mengklaim bagian dari kelompok Abu Sayyaf itu meminta uang tebusan sebesar 250 juta peso atau Rp 750 miliar segera dibayarkan. Namun mereka tidak menyebut batas waktu.
"Mereka menyampaikan untuk segera memberitahukan kepada Presiden (Jokowi) dan media kalau mereka menginginkan dibayar secepatnya 250 juta peso. Jika tidak segera dibayarkan, mereka akan dibunuh satu per satu," kata Dian Megawati, salah satu istri ABK yang disandera.
Menerima ancaman itu, istri dan keluarga sandera berharap pemerintah dan perusahaan segera bertindak untuk menyelamatkan suami mereka.
Manajemen PT Rusianto Bersaudara berjanji berupaya lebih keras agar ketujuh awak kapal bisa dibebaskan. Langkah pertama adalah berkoordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri. Perusahaan memastikan ketujuh ABK saat ini masih hidup.
Tujuh awak Kapal Tunda Charles diculik pada 22 Juni lalu di perairan Tawi-Tawi, Filipina. Mereka saat itu dalam pelayaran dari Jagayan, Filipina bagian selatan menuju Samarinda, Kalimantan Timur.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu telah diutus untuk membebaskan para sandera. Tapi hingga hari ke-36 ini, ketujuh ABK TB Charles belum juga dibebaskan.