Ini Pakaian Khusus Terpidana Saat Hadapi Eksekusi Mati

Terpidana mati non-Muslim juga sudah mempersiapkan diri. Hanya saja mereka tidak mengenakan pakaian khusus.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 30 Jul 2016, 19:31 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2016, 19:31 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Eksekusi Mati
Ilustrasi Liputan Khusus Eksekusi Mati

Liputan6.com, Cilacap - Eksekusi mati jilid III di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah telah berlangsung pada Jumat dini hari 29 Juli 2016. Dari 14 terpidana, hanya empat yang akhirnya dieksekusi mati.

Sebenarnya, belasan terpidana mati tersebut sudah dipersiapkan menjalani eksekusi. Mereka sudah mengenakan pakaian khusus yang rapi sebelum ditembak mati.

Koordinator Lapas se-Nusakambangan Abdul Aris mengatakan, untuk terpidana yang beragama Muslim mengenakan baju gamis dan kopiah.

"Ya kalau yang Islam pakai baju gamis semua. Pak Freddy, Pak Zulfiqar, Pak Gurdip, dan Pak Pujo. Persiapannya sudah semua," kata Aris saat dihubungi Liputan6.com di Cilacap, Sabtu (30/7/2016).

Sementara terpidana non-Muslim, kata Aris, juga sudah mempersiapkan diri. Hanya saja tidak ada pakaian khusus yang mereka kenakan.

"Kalau yang Nasrani, pakai baju yang ada di badannya saja," kata dia.

Jaksa Agung Muda Pidana Umum Noor Rachmat sebelumnya memastikan, pihaknya hanya mengeksekusi empat terpidana pada eksekusi mati jilid III. Mereka adalah Freddy Budiman, Seck Osmane, Michael Titus, dan Humprey Ejike.

"Sementara, empat yang dieksekusi mati tepat pukul 00.45 WIB," kata Noor Rachmat di dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat dini hari 29 Juli 2016.

Freddy Budiman merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang dipidana mati akibat kasus impor 1,4 juta butir ekstasi. Sedangkan, Michael Titus warga Nigeria, dengan barang bukti 5.223 gram heroin.

Warga Nigeria lainnya adalah Humprey Ejike akibat selundupkan 300 gram heroin, dan warga Senegal Cajetan Uchena Onyeworo Seck Osmane terbukti membawa 2,4 kilogram heroin.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya