Alasan Kapolri Tito Karnavian Tolak Bicara Kasus Abu Sayyaf

Menurut dia, akan lebih baik jika permasalahan penculikan WNI ini Menko Polhukam Wiranto yang bicara.

oleh Oscar Ferri diperbarui 18 Agu 2016, 21:10 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2016, 21:10 WIB
20160816-Sidang-MPR-Jakarta-Jokowi-FF
Kapolri Tito Karnavian saat menghadiri sidang tahunan MPR RI di ruang rapat paripurna 1 Gedung Nusantara, Jakarta, Selasa (16/8). Presiden Jokowi berpidato kenegaraan menyampaikan tentang pencapaian kinerja pemerintah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian enggan menanggapi soal perkembangan terbaru penculikan 10 WNI oleh kelompok Abu Sayyaf. Menurut Tito, penanganan penculikan WNI sudah dilakukan dengan baik oleh tim Crisis Center.

Crisis Center itu terdiri dari Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Kementerian Luar Negeri, TNI, dan Polri. Menurut dia, akan lebih baik jika permasalahan penculikan WNI ini Menko Polhukam Wiranto yang bicara.

"Itu lebih banyak ditangani oleh Crisis Center, yang dipimpin oleh Menko Polhukam. Saya lebih baik tidak bicara sendirian. Jubirnya sudah dari Menko Polhukam," ucap Tito di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (18/8/2016).‎

Sebelumnya, 10 WNI diculik pada awal pertengahan Juni lalu dalam dua kejadian. Penyanderaan pertama dilakukan di perairan Sulu. Ketika itu, tujuh WNI diculik. Sementara penculikan kedua terjadi di dekat perairan Malaysia, tiga WNI disekap kelompok bersenjata yang diduga kuat adalah kelompok Abu Sayyaf.

Kabar terbaru menyebutkan, dua WNI berhasil lolos karena melarikan diri dari kelompok bersenjata asal Filipina itu. Kedua WNI yang berhasil kabur itu, yakni Muhammad Sofyan dan Ismail yang merupakan ABK Kapal TB Charles 1.

Penculikan WNI ini menambah panjang daftar penyanderaan ‎yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf. Sebelumnya sudah ada beberapa peristiwa serupa yang menimpa WNI terhitung dalam kurun beberapa bulan terakhir.‎
‎

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya