Liputan6.com, Jakarta Sri Dewi mengaku sangat bersyukur sang suami, Muhammad Sofyan, yang menjadi anak buah kapal (ABK) kapal tunda Charles berhasil melarikan diri dari kelompok bersenjata Filipina Abu Sayyaf yang menyanderanya.
"Saya merasa sangat bersyukur suami saya bisa melarikan diri dari penyandera, dan informasinya saat ini sudah berada di tangan pihak keamanan Filipina," ujar Sri Dewi saat dihubungi dari Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (17/8/2016).
Ia mengetahui informasi terkait kaburnya suaminya dari sekapan kelompok Abu Sayyaf dari seseorang di Jakarta, selain pemberitaan media.
Awalnya, Sri Dewi mengaku sempat terkejut dan langsung menangis saat ditelepon oleh seorang yang mengaku wartawan televisi nasional di Jakarta.
"Awalnya, saya sempat menangis saat seorang pria menelpon saya sekitar pukul 16.00 Wita, kemudian menanyakan apakah benar ini istri Muhammad Sofyan. Pikiran saya saat itu langsung bergejolak dan menyangka terjadi apa-apa terhadap sandera, namun setelah orang itu mengatakan bahwa suami ibu berhasil melarikan diri dari penyandera, saya mulai tenang dan bersyukur," tutur Sri seperti dikutip dari Antara.
Walaupun bersyukur suaminya saat ini sudah berada di tangan pihak keamanan Filipina, Sri Dewi mengaku tetap cemas dan khawatir terhadap enam kru kapal tunda (tugboat) Charles lainnya yang kondisinya belum diketahui.
"Saya tidak tahu bagaimana tiga kru kapal tunda lainnya yang disandera bersama suami saya, yakni Pak Ismail, Robin Piter serta Muhammad Nasir. Saya berharap mereka dapat diselamatkan, termasuk tiga kru kapal tunda lainnya yang disandera terpisah," jelas Sri Dewi.
Ia juga mengaku belum tahu langkah yang akan diambil selanjutnya sebab masih menunggu informasi pasti dari Pemerintah RI terkait kondisi suaminya dan sandera lain.
"Saat ini, anak saya sedang sakit sehingga saya belum bisa mengambil keputusan apakah akan ke Samarinda atau bagaimana. Terpenting, saat ini saya masih menunggu informasi dari pemerintah terkait kepastian kondisi suami saya dan sandera lainnya," ujar dia.
Sementara itu, di Mes PT Rusianto Bersaudara di Sungai Lais, Kelurahan Pulau Atas, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda, mulai Rabu petang tidak terlihat lagi adanya Elona, istri Robin Piter (jurumudi kapal tunda Charles), dan Dian Megawati Ahmad, istri Ismail (Mualim I).
Mes itu juga dijadikan sebagai Posko Keluarga ABK kapal tunda Charles korban penyanderaan Abu Sayyaf.
Elona dan Dian Megawati mulai meninggalkan mes PT Rusianto Bersaudara pada Rabu sore sekitar pukul 16.00 Wita.
Baik Elona maupun Dian Megawati sempat terlihat menangis saat mendengar informasi kaburnya kru kapal tunda Charles dari penyandera. Keduanya tidak banyak memberikan keterangan kepada wartawan terkait informasi tersebut.
"Saya senang, tetapi tetap cemas sebab kami belum tahu bagaimana kondisi suami saya dan sandera lainnya," ujar Dian Megawati.
Tujuh kru kapal TB Charles milik PT Rusianto Bersaudara disandera kelompok bersenjata Filipina Abu Sayyaf sejak 22 Juni 2016.
Saat itu, kapal TB Charles berlayar pulang ke Samarinda setelah mengantar batu bara ke Filipina. Namun, mereka saat melintas di wilayah perairan Pulau Jolo dicegat dua kelompok bersenjata dalam waktu berbeda.
Kelompok pertama menyandera Ferry Arifin (nahkoda) bersama Muhammad Mahbrur Dahri (KKM) dan Edi Suryono (Masinis II).
Kemudian, kelompok kedua menyandera Ismail (Mualim I), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman) dan Muhammad Robin Piter (juru mudi).
Istri ABK TB Charles Bersyukur Suaminya Kabur dari Abu Sayyaf
Ia mengetahui informasi terkait kaburnya suaminya dari sekapan kelompok Abu Sayyaf dari seseorang di Jakarta, selain pemberitaan media.
Diperbarui 17 Agu 2016, 19:55 WIBDiterbitkan 17 Agu 2016, 19:55 WIB
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) siap membantu pembebasan WNI yang disandera Abu Sayyaf.... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Alasan Prabowo Utus Jokowi ke Vatikan, Sekjen Gerindra: Beliau Presiden Ketika Paus ke Indonesia
Soal 'Perintah Ibu' di Sidang Hasto, PDIP: Hanya Klaim dan Bohong
Mendagri soal Usulan Solo Jadi Daerah Istimewa: Kita Kaji Dulu Alasannya Apa
VIDEO: Waspada! Kasus DBD di Jakarta Barat Meningkat!
Ribuan CPNS Mundur, Puan: Harus Ada Evaluasi Matang
12 Negara Bagian AS Gugat Kebijakan Tarif Impor Trump
Wagub Rano Karno Ingin Bangun Pusat Oleh-Oleh di Jakarta
Yayasan MBN Akan Tuntaskan Hak Mitra Dapur MBG Pekan Depan
Solo Diusulkan Jadi Daerah Istimewa, Komisi II DPR: Harus Ada Kajian Mendalam
Pemerintah Intensif Siapkan Regulasi dan Administrasi Pemdasus IKN
Saksi Sebut Hasto Kristiyanto Pernah Temui Eks Anggota KPU Wahyu Setiawan
Sambut Jakarta 500 Tahun, Pemprov DKI Gelar Pertunjukan Budaya Rutin di Car Free Day Mulai Juni 2025