Liputan6.com, Jakarta - Rencana unjuk rasa pada 25 November dan 2 Desember mendatang disebut-sebut akan menjadi pemicu pada aksi makar terhadap pemerintahan Jokowi-JK. Hal ini disampaikan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beberapa waktu lalu.
Namun, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai, sebenarnya tidak ada potensi makar saat ini. Yang paling mungkin muncul adalah saling mengadu domba yang berujung kerusuhan.
"Sebetulnya tidak ada potensi (makar), tapi kalau ada yang mengadu domba kan pasti. Dalam keadaan yang ribut seperti kemarin kan damai, tapi ada pihak-pihak tertentu. Itu yang ditakutkan," jelas Ryamizard di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/11/2016).
Advertisement
Dia menilai setiap orang yang berniat tidak baik pasti akan memanfaatkan situasi sedemikian rupa, sehingga berujung pada keributan. Adu domba itulah yang berujung pada keributan.
"Tapi kita waspada saja. Kalau saya enggak ada itu makar-makar," pungkas Ryamizad.
Namun begitu, dia menegaskan kalau makar merupakan tindakan melawan hukum. Setiap orang harus mematuhi peraturan berlaku dan diharapkan tidak melakukan aksi yang mengganggu ketertiban.
"Siapa pun yang makar, itu tidak boleh terjadi di negara ini, tidak ada sejarah kita makar, kita negara hukum, taat hukum. Jika memang terjadi, tindak tegas, Kementerian Pertahanan siap berhadapan dengan makar-makar itu, siapa pun," ujar Ryamizard pada Selasa 22 November 2016.
Â