Suasana Haru Warnai Gerakan Membasuh Kaki Ibu di Cibubur

Ketua Kwarnas Adhyaksa Dault mengatakan, acara tersebut dimaksudkan agar para pelajar dapat menjadikan ibu sebagai sosok pahlawan.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 21 Des 2016, 11:23 WIB
Diterbitkan 21 Des 2016, 11:23 WIB
Nanda Perdana Putra/Liputan6.com
Ratusan anak membasuh kaki ibunya di Cibubur (Nanda Perdana Putra/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Suasana haru terlihat saat ratusan anak membasuh kaki ibu mereka di acara 'Membasuh Kaki Ibu' yang diselenggarakan Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka dan Ibu-Ibu Kwarnas (IIK), di Area Air Mancur Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur.

Para ibu tak kuasa menahan haru saat anak-anak mereka membasuh kakinya dengan botol air mineral dan mengelapnya. Ketika sang anak mencuci kaki, para ibu pun mendekap mereka dari atas kursi.

Ketua Kwarnas Adhyaksa Dault mengatakan, acara menyambut Hari Ibu 22 Desember besok, dimaksudkan agar para pelajar dapat menjadikan ibu sebagai sosok pahlawan. Sebab, seiring perkembangan zaman, rasa kebersamaan dan interaksi sosial antar-anggota keluarga khususnya ke ibu semakin menghilang.

"Ini bukan hanya sekadar momentum. Acara ini juga mempunyai makna tersendiri. Kegiatan membasuh kaki ibu akan mengingatkan bahwa jasa ibu sangatlah besar. Anak-anak muda kita ini sudah mempunyai idolanya sendiri namun bukan orangtuanya," tutur Adhyaksa di lokasi acara, Rabu (21/12/2016).

Menurut dia, anak muda saat ini mudah menceritakan kejadian apapun ke media sosial. Padahal, pendengar serta pemberi masukan terbaik adalah ibu.

"Anak-anak kita sudah sering sekali mendapatkan pembelajaran atau apapun dari budaya luar tanpa difilter. Karena jujur saja, itu yang membuat anak menjadi senjang kepada orangtua. Sekarang kita tes, siapa yang mempunyai foto orangtuanya di dompet? Mungkin untuk saat ini sudah jarang," ujar Adhyaksa.

Acara itu sendiri diikuti oleh 500 ibu dan 500 anak-anak yang merupakan pelajar dari daerah se-Jabodetabek.

"Ini kan acara pertama. Nantinya setiap tahun kita pikirkan terus ini bisa dapat berjalan. Sebenarnya ada 1.000 yang mau ikut, tapi hanya 500 saja karena kapasitas tempat. Intinya sekali lagi ini bentuk membangun idola orangtua. Karena norma dasarnya, ibu itu adalah wakil Tuhan," ujar Adhyaksa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya