Liputan6.com, Jakarta - Jagad linimasa dihebohkan sebuah kabar seorang pilot gadungan mampu menerbangkan pesawat dari Jakarta ke Banjarmasin.
Bermula dari keberhasilan Polsek Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, menangkap pencuri handphone di sebuah mal di Karawaci. Tersangka adalah Ridho Roeslan. Dia memiliki sederet nama alias seperti Andre Saputra, Brahmana, dan Rizky Ravael.
"Nama-nama ini yang digunakan untuk penipuan-penipuan berbentuk menjalin hubungan dengan beberapa pramugari sebagai korban," kata Kompol Zaenal Ahzab dikutip dari tayangan Patroli, Indosiar, Jumat 30 Desember 2016. Kepada para pramugari ini, Ridho mengaku sebagai pilot.
Advertisement
Dalam konferensi pers tersebut, Zaenal membawa sejumlah foto. Di antaranya foto Ridho yang berpose dengan latar mirip kokpit.
"Kalau dilihat dari foto ini sampai ada pertanyaan dari asosiasi pilot, kenapa bisa masuk pakaian pilot sampai ke kokpit dan mengambil gambar...sampai bisa terbang lolos dari Jakarta sampai ke Banjarmasin," ujar Zaenal.
Respons Kemenhub
Kementerian Perhubungan melalui juru bicaranya, Bambang S Ervan, mengatakan tidak mungkin seorang pilot gadungan dapat menembus sampai kokpit dan menerbangan pesawat.
"Ya enggak mungkin lah, kita sudah telusuri itu. Secara prosedur seorang pilot, apalagi disebut-sebut (maskapai), harus ada briefing untuk masuk ke kokpit. Dia harus pakai password, ada partner kerjanya entah dia pilot atau kopilot," kata Bambang kepada Liputan6.com, Jumat (6/1/2017).
Pilot pun dilengkapi dengan berbagai legalitas administrasi, salah satunya adalah surat perintah tugas.
"Kalau dikatakan sampai masuk ke kokpit dan ada fotonya, itu bisa saja simulator berbayar. Bisa dipakai masyarakat untuk menikmati suasana di kokpit. Masa iya untuk menerbangkan rekan kerjanya diam saja, tidak kenal?" Bambang menjelaskan.
Pihak Kemenhub, kata Bambang, akan mengkomunikasikan terkait pernyataan yang disampaikan tersebut ke pihak kepolisian.
"Nanti kita komunikasikan untuk melakukan pengecekan dan akan ada komunikasi untuk mencari tahu sebenarnya. Dan juga tidak ada persatuan pilot komplain seperti di berita itu," kata Bambang.