Liputan6.com, Jakarta - Sebagai ibu kota negara, keberadaan bandar udara atau bandara internasional di Jakarta sangat penting. Bandara internasional menjadi pintu masuk ke suatu negara.
Selain Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta mempunyai satu bandara lagi yang bersejarah, yakni Bandara Internasional Kemayoran.
Bandara yang dikenal dengan nama Kemajoran (Djakarta) itu merupakan bandara internasional pertama di Jakarta. Bandara ini dibangun pada 1934 dan secara resmi dibuka pada 8 Juli 1940, meski tercatat pada 6 Juli 1940, Pesawat DC-3 milik KNILMÂ (Koningkelije Nederlends Indische Luchvaart Maatschapii) yang diterbangkan dari Lapangan Udara Tjililitan (sekarang Halim Perdanakusuma) landing perdana di Bandara Kemayoran.
Advertisement
Selama beroperasi, bandara ini menjadi saksi sejarah penerbangan di Indonesia. Pada masa pemerintahan Belanda, 1940-1942, Bandara Kemayoran dikelola dan menjadi Bandar Udara Internasional. Oleh Belanda, bandara ini pengelolaannya dipercayakan kepada KNILM.
Pada hari peresmian, KNILM menggelar beberapa pesawat miliknya. Di Apron terdapat pesawat DC-2 Univer, DC-3 Dakota, Foker F -VIIb 3m, Grumman G-21 Goose, de Havilland, DH-89Â Dragon Rapid, dan Lockheed L-14 Super Electra.
Sekitar dua bulan kemudian, KNILM mendatangkan pesawat baru seperti Douglas DC-5 dan Sikorsky S-43 Babby Clipper.
Bandara ini diambil alih Jepang pada masa penjajahan negeri Matahari Terbit tersebut, 1942 -1945. Bandara ini baru jatuh ke tangan pemerintah RI pada 1950 usai sempat dikuasai NICA Belanda.
Pada 1958, Bandara Kemayoran dikelola sebuah perusahaan negara Angkasa Pura Kemayoran pada 1960.
Bandara dengan kode JKT ini berhenti beroperasi pada 1 Januari 1983 dan resmi berhenti pada 1 Juni 1984. Sejak 1975, penerbangan internasional sudah mulai dialihkan di Bandara Halim Perdanakusuma.
Beragam Pesawat
Perkembangan Bandara Kemayoran berjalan seiring dengan perkembangan bangsa Indonesia. Mulai dari pesawat-pesawat sipil hingga pesawat militer bermesin piston, propeler, hingga turbojet, pernah mendarat di bandara ini.
Sejumlah pesawat yang pernah mendarat di Bandara Kemayoran adalah pesawat jenis Fokker F-VIIb-3 dengan mesin torak, Fokker Freindship dengan mesin turbo hingga Fokker F-28 yang bermesin jet, pesawat DC-3 Dakota, pesawat berbadan lebar generasi awal, seperti Boeing 747 seri 200, pesawat DC-10, dan Airbus A-300.
Jenis pesawat militer yang pernah mendarat di Bandara Kemayoran antara lain seperti jenis Pesawat Glenn Martin B-10 dan B-12, pesawat Koolhoven FK51, Pesawat Brewster F-2 Buffalo, pesawat Lochkeed L-18 Lodestar, pesawat Curtless F-36 Hawk, Pesawat Fakker CX, dan Pesawat Boeing B-17 Flying Fortress.
Jadi Kawasan Komersial
Usai resmi berhenti pada 1 Juni 1984. Perlahan, Bandara Kemayoran mulai beralih fungsi. Sebagian bekas Bandara Kemayoran kini sudah jadi kawasan komersial seperti hotel, mal, dan pusat perbelanjaan. Namun, dua landasan pacu tetap dipertahankan sebagai jalan utama, yaitu landasan pacu timur-barat dan utara-selatan.
Untuk bekas landasan pacu utara-selatan biasa dikenal dengan Jalan Benyamin Sueb. Pemberian nama itu merujuk pada nama seniman Betawi yang asli Kemayoran.
Selain itu masih terdapat pula bangunan yang masih dipertahankan hingga saat ini, yaitu terminal bandara dan menara Air Traffic Control (ATC) atau yang dikenal sebagai Menara Tintin.
"Paling masih ini bangunan sama menara saja. Kalau di sini (terminal) sekarang jadi tempat penitipan mobil bekas. Untuk bangunan ini sudah berapa kali dicat ulang temboknya, tetapi kusam lagi," ucap penjaga keamanan terminal Bandara Kemayoran, Sugiarto kepada Liputan6.com, Kamis 13 April 2017.
Terminal Bandara Kemayoran juga memiliki cerita lainnya. Seperti terdapat ruang khusus menerima tamu kenegaraan Presiden Soekarno.
"Kalau ada tamu kenegaraan biasanya disambut Bung Karno di ruangan tersebut. Biasanya disebutnya itu ruangan Bung Karno, ruang VVIP," papar dia.
Lama tidak digunakan, Bandara Kemayoran kini menjadi lokasi yang jarang dijamah. Tempat ini bahkan kini dikenal sebagai lokasi angker. Bekas Bandara Kemayoran kerap digunakan untuk syuting program televisi bertema mistis.
"Berapa kali di sini buat syuting, seperti Uka-Uka. Banyak yang kesurupan juga, kapan itu juga ada salah satu radio datang ke sini buat melihat radar makhluk gaib itu, tetapi selama saya bekerja sebagai petugas keamanan belum pernah ditemui makhluk halus itu," jelas Sugiarto.
Advertisement