Berbagai Kendala dalam Membangun Bandara Kulon Progo

Mengenai Jalan Daendels yang memotong lahan Bandara Kulon Progo, Kementerian PUPR akan berkoordinasi dengan Angkasa Pura I.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 22 Apr 2017, 13:12 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2017, 13:12 WIB
Mengenai Jalan Daendels yang memotong lahan Bandara Kulon Progo, Kementerian PUPR akan berkoordinasi dengan Angkasa Pura I.
Mengenai Jalan Daendels yang memotong lahan Bandara Kulon Progo, Kementerian PUPR akan berkoordinasi dengan Angkasa Pura I.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator BidanG kemaritiman terus memantau perkembangan pembangunan Bandara Kulon Progo Yogyakarta. Sejauh ini, proses administrasi hampir rampung.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Ridwan Djamaluddin menjelaskan, proses pembangunan berjalan dengan baik. Saat ini proses administrasi sudah hampir rampung.

"Bandara Kulon Progo ini baru diluncurkan beberapa bangunannya tepat dua bulan yang lalu, yakni pada 21 Februari 2017. Ketika itu Bapak Presiden hadir meletakkan batu pertama, memulai pembangunan dari hari ke hari, dan sekarang proses-proses administrasi sudah hampir selesai," kata dia dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu (22/4/2017).

Ridwan pun memaparkan kendala-kendala pembangunan Bandara Kulon Progo seperti pembebasan lahan, konsuntruksi, dan lain-lain. Namun, menurutnya, itu bukan kendala yang berarti. Secara umum proses pembangunan menunjukan kemajuan baik.

"Kemenko Maritim secara formal bertugas untuk mengkoordinasikan dengan lementerian dan lembaga terkait, misalnya seperti Kementerian Perhubungan, bahkan juga dengan infrastruktur pendukung seperti kelistrikan dan lain-lain. Saya kira semuanya kita laksanakan," jelas dia.

Asisten Deputi Infrastruktur Konektivitas dan Sistem Logistik Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Rusli Rahim memaparkan, kegiatan koordinasi percepatan pembangunan Bandara Kulon Progo antara lain pengadaan lahan, perencanaan dan konstruksi  seperti detail desain, pemagaran batas lahan, airside, terminal, tower, gedung penunjang dan infrastruktur pendukung.

Selain itu juga koordinasi mengenai adanya Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (sutet) terkait pengamanan dan prosedur penerbangan, aksesibilitas  dengan pembangunan kereta api bandara dan akses jalan atau tol, tsunami  terkait mitigasi risiko , serta Jalan Daendels dengan pemindahan jalan yang memotong lahan bandara.

“Keberadaan sutet di dalam kawasan keselamatan operasi penerbangan Bandara Kulon Progo, masih dimungkinkan, dengan memasang tanda atau lampu sesuai ketentuan yang ada. Serta adanya pengaturan prosedur navigasi penerbangan di bandara. Terkait sutet yang berada di areal masuk bandara, akan diberikan pengamanan sebaik mungkin untuk melindungi aktivitas yang ada di bawahnya," jelas Rusli.

Sementara trase jalur kereta api bandara, lanjut Rusli, segera ditetapkan. Terkait pembebasan lahan akan dibahas dan diputuskan dalam rapat internal Kementerian Perhubungan.

Terkait potensi dampak tsunami terhadap Bandara Kulon Progo, hasil kajian menyimpulkan bahwa kejadian tsunami dapat menyebabkan ketinggian air yang sampai ke pinggir pantai dekat bandara meningkat. Pihak BMKG masih melakukan kajian lebih lanjut dan akan menyampaikan hasilnya.

"Terhadap Jalan Daendels yang memotong lahan bandara baru, akan dikoordinasikan lebih lanjut penyelesaiannya antara Kementerian PU-PR dengan pihak PT. Angkasa Pura I," tandas dia. (Amd/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya