Liputan6.com, Jakarta - Warga RT 01 dan 02, RW 12, Manggarai, Jakarta Selatan, sempat memblokir jalan menuju permukiman yang rencananya akan digusur oleh PT KAI. Rencananya, PT KAI membangun rel kereta api bandara Manggarai ke Bandara Soekarno-Hatta.
Sebelum memblokir jalan, warga sempat didatangi ratusan aparat kepolisian dan perwakilan dari PT KAI. Warga yang menolak penggusuran paksa ini langsung bersiap-siap mempertahankan tanahnya.
Baca Juga
Tak terkecuali para ibu-ibu, mereka ikut membuat barikade agar penggusuran tersebut tak terjadi. Para ibu mengaji di balik seng dan pot-pot besar yang menutupi jalan menuju permukiman.
Advertisement
Ketua RT 02, RW 12 Anas Nasidi mengaku akan tetap mempertahankan tanah mereka. Mereka mengklaim berani melakukan tindakan anarkis jika keputusan PT KAI tetap berjalan.
"Kami akan tetap mempertahankan tanah kami. Sebenarnya mudah, PT KAI tinggal mengiyakan permintaan warga. Selesai sudah," ujar Anas, Rabu (26/4/2017).
Rencananya PT KAI akan menggusur lahan seluas 1.150 meter persegi, termasuk 11 bangunan, empat hunian dan satu bengkel. Bukan itu saja, terdapat area parkir di RT 1 RW 12 dan enam bangunan hunian di RT 2 RW 12.
PT KAI mengklaim memiliki sertifikat tanah yang akan mereka gusur, begitu juga sebaliknya dengan warga yang mengaku sudah puluhan tahun tinggal di daerah tersebut.
Warga menuntut ganti rugi ke PT KAI Rp 2 juta hingga Rp 3 juta permeter lahan mereka. Namun menurut warga pinggiran kali dan rel ini, PT KAI hanya bersedia membayar Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu.
Sementara itu, Prasetyo, perwakilan dari PT KAI mengaku sejauh ini belum ada kesepakatan antara warga Manggarai dan pihaknya. Namun Prasetyo mengaku sudah mendengarkan permintaan warga.
"Belum ada kesepakatan. Permohonan mereka sudah kami dengar, dan keinginan mereka juga sudah kami sampaikan. Cuma nanti tinggal lewat humas saja nanti," ujar Prasetyo usai berbicang dengan warga Manggarai, Rabu (26/4/2017).