Liputan6.com, Jakarta - Janumiro, seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Palangkaraya mengabdikan dirinya untuk menjaga hutan gambut dari kebakaran dan bencana kabut asap.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (2/7/2017), berawal dari keprihatinanya atas bencana kabut asap yang melanda kawasan hutan dan lahan kosong di Kalimantan Tengah, membuat Janumiro Bunsal memilih jalan hidupnya untuk menjaga hutan gambut dari kebakaran.
Hutan gambut buatan yang diberi nama ‘Jumpun Pambelom’ terletak di jalan lintas Palangkaraya-Pulang Pisau, Desa Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau atau sekitar 30 kilometer dari Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Advertisement
Kata jumpun sendiri diambil dari bahasa Dayak Ma'anyan yang berarti hutan, sedangkan kata ‘pambelom’ diambil dari bahasa Dayak Ngaju yang berarti kehidupan. Jika diartikan ‘jumpun pambelom’ berarti hutan yang memberikan sumber kehidupan
Seorang sarjana kehutanan lulusan Universitas Lambung Mangkurat, Kota Banjar Baru ini tekun mengelola hutan gambut buatan seluas 20 hektar.
Dalam menjaga hutan ini, Janumiro dibantu relawan ‘serbu api’ yang siap siaga menjaga hutan selama 24 jam.
Selain menjadi sumber kehidupan warga Jumpun Pembelom kini menjadi rumah yang nyaman bagi hewan hewan liar seperti burung dan orang utan.
Berkat kegigihan dan pengabdiannya dalam menjaga hutan januminro mendapat sejumlah penghargaan. Di antaranya tahun 2014 dari yayasan kehati dan pada tahun 2015 ia juga diganjar sebagai penerima kalpataru sebagai pengabdi lingkungan oleh Presiden Joko Widodo.