Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Bidang Kehormatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Komarudin Watubun secara resmi mengumumkan pemecatan Joko Widodo atau Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Afif Nasution. Surat pemecatan dibacakan di hadapan seluruh jajaran PDI Perjuangan se-Indonesia pada Senin, 16 Desember 2024.
"Saya mendapatkan perintah langsung dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk mengumumkan secara resmi sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai," kata Komarudin dalam keterangannya.
Advertisement
Baca Juga
Komarudin menyebutkan, 30 kader PDIP yang menerima sanksi berupa pemecatan, di antaranya, Joko Widodo atau Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution.
Advertisement
"DPP partai akan mengumumkan surat keputusan pemecatan terhadap saudara Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan saudara Bobby Nasution serta 27 anggota lain yang kena pemecatan," ujar dia.
Pengumuman pemecatan Jokowi, Gibran, dan Bobby ini pun mendapat respons dari sejumlah pihak, termasuk tanggapan langsung dari Jokowi sendiri.
Ia menyatakan menghormati keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang telah memecat dirinya, putranya Gibran Rakabuming Raka, dan menantunya Bobby Nasution sebagai kader partai.
"Ya nggak apa-apa, saya menghormati itu," ujarnya di Solo, Jawa Tengah, Selasa, 17 Desember 2024.
Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak berencana untuk membela diri atau mencari pembenaran terkait keputusan tersebut.
"Saya tidak dalam posisi untuk membela atau memberikan penilaian karena keputusan itu sudah terjadi. Nanti waktu yang akan mengujinya, saya rasa itu saja," katanya.
Sementara itu, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mengatakan dirinya menghormati dan menghargai keputusan PDIP.
"Kami menghargai dan menghormati keputusan partai," kata Gibran di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024.
Berikut sederet respons sejumlah pihak terkait pengumuman pemecatan Jokowi, Gibran, dan Bobby dari PDIP, sebagaimana dihimpun Tim News Liputan6.com:
1. Jokowi soal Dipecat PDIP: Biar Waktu yang Akan Mengujinya
Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi menyatakan menghormati keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang telah memecat dirinya, putranya Gibran Rakabuming Raka, dan menantunya Bobby Nasution sebagai kader partai.
"Ya nggak apa-apa, saya menghormati itu," ujarnya di Solo, Jawa Tengah, Selasa, 17 Desember 2024.
Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak berencana untuk membela diri atau mencari pembenaran terkait keputusan tersebut.
"Saya tidak dalam posisi untuk membela atau memberikan penilaian karena keputusan itu sudah terjadi. Nanti waktu yang akan mengujinya, saya rasa itu saja," katanya.
Ketika ditanya soal pengembalian kartu tanda anggota (KTA) PDIP, Jokowi hanya menanggapi dengan senyuman.
Adapun mengenai kemungkinan dirinya mendirikan partai politik baru, ia kembali menyinggung konsep partai perorangan.
"Saya sudah menyampaikan, partai perorangan," ujarnya, dilansir dari Antara.
Terkait alasan pemecatan tersebut, Jokowi kembali menegaskan sikapnya untuk tidak memberikan pembenaran.
"Tadi sudah saya sampaikan, saya tidak dalam posisi membela atau memberikan penilaian, karena sudah diputuskan. Nanti waktu yang akan mengujinya," katanya.
Advertisement
2. Gibran: Kami Menghargai dan Menghormati Keputusan Partai
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menanggapi soal dirinya dipecat PDI Perjuangan (PDIP) sebagai kader. Gibran mengatakan dirinya menghormati dan menghargai keputusan PDIP.
"Kami menghargai dan menghormati keputusan partai," kata Gibran di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024.
Dia menyampaikan saat ini memilih fokus membantu Presiden Prabowo Subianto di pemerintahan. Saat ditanya apakah dirinya akan bergabung ke partai politik lain usai dipecat PDIP, Gibran meminta semua pihak menunggu.
"Untuk saat ini saya pribadi akan lebih fokus untuk membantu Bapak Presiden Prabowo," jelasnya.
"Tunggu saja," sambung Gibran.
3. Bobby Nasution Sebut Dirinya Sekarang Kader Gerindra
Sementara itu, Bobby Nasution mengatakan dirinya sudah tidak lagi menjadi kader PDIP. Ia menegaskan saat ini adalah kader dari Partai Gerindra.
"Ya, saya sekarang kader Gerindra," ucap Bobby Nasution, yang saat ini menjabat Wali Kota Medan, Selasa, 17 Desember 2024, di Kota Medan.
Diungkapkan Bobby, dirinya bergabung dengan Partai Gerindra bukan karena dipecat dari PDIP, tapi memang sudah lama.
"Sudah dari kemarin, bukan dari sekarang," sebut Bobby nasution, Gubernur Sumut terpilih.
Bobby Nasution mengatakan komunikasi dirinya bersama kader PDIP tidak ada masalah. Apalagi, Ketua DPRD Medan, Wong Chun Sen, merupakan kader PDIP.
"Ya, bagus (komunikasi dengan PDIP). Tadi duduk di sebelah, karena Ketua DPRD Medan dari PDIP. Bagus, kok," beber suami Kahiyang Ayu itu.
Advertisement
4. Bahlil Lahadalia soal Pemecatan Jokowi dan Gibran Oleh PDIP: Golkar Terbuka bagi Semua
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia angkat bicara soal peluang Presiden ketujuh RI Joko Widodo atau Jokowi dan Wapres RI Gibran Rakabuming Raka bergabung ke partainya, usai resmi dipecat PDI Perjuangan (PDIP) sebagai kader.
Dia mengatakan, Partai Golkar terbuka menerima siapapun yang ingin bergabung.
"Golkar itu sangat inklusif. Golkar itu terbuka bagi semua anak bangsa yang ingin mengabdikan dirinya lewat politik lewat partai. Jadi Golkar sangat inklusif ya," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 16 Desember 2024.
Menurut dia, Jokowi merupakan seorang negarawan dan memiliki banyak pendukung. Bahlil menyebut setiap partai politik pasti ingin merekrut tokoh-tokoh potensial, termasuk Jokowi.
"Ya kan setiap partai pasti punya keinginan utk mengajak tokoh-tokoh yang potensial. Pak Jokowi kan mantan presiden. Pasti punya apa ya, simpati yang banyak orang, dukungan yang banyak orang. Ya kita lihat lah," jelasnya.
Bahlil sendiri menyerahkan kepada Jokowi dan Gibran apabila ingin menjadi kader partainya. Dia sendiri menyambut baik apabila Jokowi dan Gibran bergabung ke Partai Golkar.
'Ya semua kita serahkan kepada Bapak-bapak dan warga negara yang ada, termasuk Bapak Presiden Jokowi," ujarnya.
"Oh Alhamdulillah, Alhamdulillah. Ya kita doakan semuanya baik-baik," sambung Bahlil.
Saat ditanya apakah sudah mengajak Jokowi bergabung, Bahlil tak mau berkomentar. Bahlil menuturkan dirinya kerap bertemu Jokowi, namun belum tentu membahas soal pemecatan dari PDIP.
"Andaikan kalaupun saya ketemu kan tidak hanya karena persoalan pemecatan oleh partai yang lain. Saya ketemu saja biasa," tutur Bahlil.
5. Pengamat Sebut Anies Berpeluang Ke PDIP Pasca Jokowi dan Keluarganya Dipecat
Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah menilai pemecatan Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution dari keanggotaan PDIP menandai pergeseran internal di tubuh partai.
Menurutnya, perubahan ini akan membuka peluang bagi sosok-sosok baru, termasuk kemungkinan Anies Baswedan masuk ke dalam bursa jagoan PDIP selanjutnya.
“Pasca kemenangan Pramono di Jakarta, juga pemecatan keluarga Jokowi oleh PDIP, peluang Anies mendapat tempat di PDIP kian terbuka, setidaknya PDIP akan punya tokoh menonjol menggantikan Jokowi,” kata Dedi melalui pesan singkat kepada Liputan6.com, Selasa, 17 Desember 2024.
Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini menambahkan, peluang Anies terbuka lebar sebab mantan gubernur Jakarta tersebut memiliki kriteria mumpuni. Terlebih, Anies juga memiliki pendukung loyal yang tidak sedikit.
“Anies dengan pesona dan karakter ketokohannya masih berpeluang besar membangun simpati dan gerakan publik mendukungnya,” yakin Dedi.
Akademisi UIN Syarif Hidayatullah ini pun memprediksi, Anies tidak akan menyia-nyiakan hubungan harmonisnya dengan PDIP pasca dukungannya terhadap Pram-Rano di Pilkada Jakarta 2024.
Sebab, sambung Dedi, dengan cara tersebut Anies bisa mempertahankan ketokohannya yang berpengaruh di percaturan politik. Apalagi, PDIP saat ini memegang peran sentral di DPR RI.
“Itu cara bertahan agar popularitas dan ketokohan Anies terjaga adalah dengan dekat atau bergabung dengan Parpol, PDIP sebagai dominator di parlemen, cukup relevan bagi Anies,” Dedi menandasi
Advertisement