Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah proyek pengerjaan jalan mengepung Jakarta secara bersamaan. Setidaknya ada 3 flyover dan 3 underpass yang sedang dibangun saat ini.
Ketiga flyover yang dibangun yakni Bintaro Permai sepanjang 450 meter, Cipinang Lontar 550 meter, dan Pancoran sepanjang 850 meter.
Advertisement
Sedangkan tiga underpass yang dibangun yakni Kartini sepanjang 420 meter, Mampang Kuningan 870 meter, dan Matraman sepanjang 870 meter.
Advertisement
Untuk menghindari kemacetan semakin menjadi-jadi, arus lalu lintas di titik-titik proyek tersebut pun direkayasa.
"Secara keseluruhan proyek pengerjaan sudah sekitar 10 persen. Kami berharap pengendara yang ingin melintasi lokasi proyek agar mencari jalan alternatif," kata Kepala Seksi Pengendalian Simpang Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hananto Khrisna, seperti dikutip dari situs pemerintahan provinsi DKI Jakarta, 17 April 2017.
Selain itu, rekayasa lalu lintas juga diterapkan di Jalan KH Noer Alie Kalimalang, menyusul adanya pembangunan ramp off atau jalur keluar tol layang Bekasi-Cawang-Kampung Melayu.
Berikut sejumlah dampak dari proyek jalan tersebut yang dirangkum Liputan6.com, Senin (24/7/2017).
Â
1. Rekayasa di Simpang Matraman
Seiring dengan dimulainya pembangunan underpass Matraman-Salemba, polisi melakukan rekayasa arus lalu lintas di simpang Matraman mulai 20 Juli hingga 27 Juli 2017.
Kemacetan diprediksi akan semakin parah saat jam berangkat serta pulang kerja dan sekolah.
Berikut rekayasa lalu lintasnya:
- Kendaraan dari Jatinegara menuju arah Senen, Pramuka, dan Jatinegara akan dialihkan melalui Jalan Matraman Dalam, Jalan Proklamasi, Jalan Diponogoro. Namun ini tidak berlaku untuk Bus Transjakarta.
- Kendaraan dari Manggarai menuju Senen atau Pramuka, akan dialihkan melalui Jalan Proklamasi dan Jalan Diponegoro.
- Kendaraan dari Proklamasi yang akan menuju arah Tugu Tani atau Cikini akan dialihkan melalui Jalan Diponegoro, belok kanan di Simpang Jalan Teuku Cik Ditiro ke Tugu Tani atau putar balik jika ingin ke arah Cikini.
- Kendaraan dari Pramuka yang akan menuju arah Senen akan dialihkan ke Jalan Matraman Dalam, Jalan Proklamasi, Jalan Diponegoro, dan jika ke arah kiri akan menuju ke Senen.
Advertisement
2. Rekayasa Proyek Mampang - Kuningan
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya melakukan rekayasa lalu lintas di sepanjang proyek pembangunan underpass Mampang - Kuningan.
Kasubdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto menyampaikan, kendaraan dari Jalan HR Rasuna Said ke Jalan Mampang Prapatan atau pun sebaliknya, akan saling bertumpuk masuk ke jalur lambat. Termasuk juga bus Transjakarta yang berbaur dengan lajur yang mengalami penyempitan jalan tersebut.
"Yang tadinya lewat jalur cepat kita arahkan lewat jalur lambat. Kemudian halte juga untuk Transjakarta, kita alihkan penurunan di luar pagar pembangunan," tutur Budiyanto di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, 24 Juli 2017.
Sementara itu, kendaraan dari Jalan Gatot Subroto arah barat yang hendak menuju Jalan Mampang Prapatan, diarahkan menuju Jalan HR Rasuna Said, Kuningan untuk nantinya melewati putaran terlebih dahulu.
Sama halnya dengan kendaraan dari Jalan Mampang yang bermaksud ke arah Pancoran, tidak diperkenankan langsung berbelok ke kanan tapi harus melalui putaran yang berada di depan Kedutaan Besar Belanda.
Kendaraan dari Jalan Gatot Subroto arah barat yang menuju Pancoran, masih dapat langsung melintas dengan memperhatikan petunjuk petugas kepolisian lalu lintas yang berjaga dan mengatur secara manual.
Untuk kendaraan dari Jalan Gatot Subroto arah timur ke kawasan Semanggi, mereka akan diarahkan ke lajur kiri menuju Jalan Mampang Prapatan dan mengambil putaran. Hanya bus Transjakarta saja yang diperkenankan langsung melintas lurus dengan arahan petugas lantas.
Sama halnya dengan kendaraan dari Jalan HR Rasuna Said, Kuningan yang hendak ke arah Semanggi. Mereka diwajibkan bergerak lurus ke Jalan Mampang Prapatan dan mengambil putaran.
3. Flyover Bintaro
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengakui imbas dari pembangunan jembatan layang Bintaro akan menyebabkan kemacetan. Namun, dia meyakinkan kemacetan yang terjadi tidak akan berlangsung lama.
Pembangunan justru nantinya akan membantu mengurangi kemacetan di perlintasan rel kereta api.
"Lebih baik diselesaikan sekarang, sebab kalau semakin lama semakin membuat kemacetan, semakin mahal juga," kata Djarot pada 18 April 2017.
Dia berharap saat pembangunan selesai, masyarakat dapat menggunakan moda transportasi umum yang melintas di kawasan tersebut. Seperti halnya bus ataupun kereta api.
Djarot juga menilai pembangunan flyover tersebut cukup penting mengingat sudah banyak terjadi kecelakaan di sekitar palang pintu kereta api Bintaro.
"Jadi tidak perlu menunggu ada korban, apalagi dulu kejadian yang kecelakaan kereta api juga di sini. InsyaAllah dua tahun lagi kemacetan akan berkurang," papar dia.
Selain itu, Djarot juga menambahkan, pengerjaan proyek tersebut dapat berjalan lancar dengan sekali pengerjaan.
Advertisement
4. Kalimalang Satu Arah
Mulai 24 Juli 2017, Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai memberlakukan rekayasa lalu lintas satu arah di Jalan KH Noer Alie Kalimalang, menyusul adanya pembangunan ramp off atau jalur keluar tol layang Bekasi-Cawang-Kampung Melayu.
"Lokasinya berada di Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat dekat Jembatan Caman," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana di Bekasi, Minggu 23 Juli 2017.
Menurut dia, ruas jalan itu nantinya akan digunakan untuk pengendara yang mengarah ke Bekasi saja, sementara pengendara yang mengarah ke Jakarta akan dialihkan ke Jalan Inspeksi Kalimalang yang berada di sisi selatan Kalimalang.
"Panjang pengalihan arus ini kurang lebih sejauh 600 meter," kata dia.
Yayan mengatakan, pengendara yang datang dari arah Bekasi menuju Jakarta Timur akan dibelokkan ke arah kiri melewati jembatan Caman.
"Saat di jembatan itu, arus kendaraan akan dibelokan ke arah kanan menuju sisi selatan Jalan Inspeksi Kalimalang sampai Jembatan 4 atau Kincan," katanya.
Di jembatan Kincan, arus kendaraan akan kembali dibelokkan melintasi Jalan KH Noer Alie.
Menurut Yayan, pengalihan arus ini dilakukan agar tidak ada kepadatan kendaraan di titik pembangunan ramp off, mengingat selama ini koridor itu dipenuhi alat berat dan sejumlah material pendukung konstruksi bangunan.
Yayan memastikan, sisi selatan Kalimalang telah siap dilalui, karena pemerintah telah membangun jalan itu sejak 2015.