Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video jadi viral di media sosial. Dimana menampilkan aksi perundungan (bullying) yang dilakukan sejumlah remaja terhadap seorang bocah.
Video berdurasi 6.53 WIB itu mempertontonkan seorang bocah menggunakan baju hitam bergaris merah berdiri di dekat tembok. Tak lama berselang, seorang anak laki-laki yang tubuhnya lebih besar menggunakan handuk menendang ke bagian perut.
Mendapat perlakuan tersebut, anak yang menggunakan baju bergaris merah di kedua sisi lengannya itu tersungkur. Bukannya ditolong, sekitar 3 anak malah ikut mengeroyoknya.
Baca Juga
Anak berbaju merah itu sempat menangis dan memohon-mohon agar dirinya tidak terus dipukuli Namun, bukan dihentikan, seorang anak menggunakan baju kuning mendorongnya. Dia pun tersungkur di dekat pintu yang diduga merupakan asrama.
Advertisement
Tak hanya itu, anak baju bergaris merah itu juga sempat terkena sebuah hantaman dari sebuah kursi plastik putih. Selain itu, dia juga sempat ditarik dan beberapa anak lain mencoba menampar dan memukulnya ke arah kepala.
Karena berbadan kecil, anak itu juga beberapa kali ditarik dan dibenturkan ke lemari kayu sehingga terkena badannya. Bukan hanya itu, video itu juga menampilkan hal yang tak senonoh. Dimana seorang anak memamerkan kemaluannya.
Meski sempat mengangkat tangan dan menangis meminta ampun, anak baju bergaris merah tersebut tetap dihujani beberapa kali tendangan dan injakan yang mengarah ke kepalanya.
Jangan Disebar
Hingga saat ini belum diketahi secara pasti dimana video tersebut diambil. Meski demikian, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, semua pihak harus menolak kekerasan. Dia pun meminta agar masyarakat tidak ikut menyebar video kekerasan tersebut.Â
"Jangan diviralkan. Makin banyak kekerasan ditampilkan, saya khawatir akan ada opini bahwa kekerasan itu biasa-biasa saja," kata Khofifah.
Dia juga meminta agar korban bullying segera dilakukan pemulihan. Sementara, untuk pelakunya harus mendapatkan hukuman sesuai aturan yang berlaku.
"Segera harus dilakukan treatment. Korban harus mendapat psycho social terapi. Kemudian pelaku menurut saya, selain mendapatkan punishment, jika anak-anak dia juga mendapat psycho social terapi. Kalau itu di sekolah, guru harus tanggunh jawab. Kalau di asrama harus juga kepala asrama tanggung jawab," tandas Khofifah.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini: