Delegasi Asing Keluar Ruangan saat Prabowo Bicara di KTT D-8, Ini Penjelasan Kemlu RI

Selain Indonesia, D-8 beranggotakan Malaysia, Turki, Bangladesh, Mesir, Iran, Nigeria, dan Pakistan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Des 2024, 09:20 WIB
Diterbitkan 23 Des 2024, 09:20 WIB
Presiden Prabowo Subianto saat berpidato dalam sesi khusus Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8) di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir, Jumat (20/12/2024). (Foto: Pool Host D-8)
Presiden Prabowo Subianto saat berpidato dalam sesi khusus Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8) di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir, Jumat (20/12/2024). (Foto: Pool Host D-8)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) merespons berbagai pemberitaan media nasional yang melaporkan bahwa sejumlah delegasi keluar ruangan saat Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pernyataannya dalam KTT ke-11 D-8 di Kairo, Mesir, pada Kamis (19/12/2024).

"Sesuai kebiasaan yang berlaku di forum international, masing masing delegasi memiliki hak untuk menentukan kapan ketua delegasinya akan duduk di kursi delegasi atau meninggalkan ruangan," demikian disampaikan juru bicara Kemlu RI Roy Soemirat dalam pernyataan tertulis pada Minggu (22/12) malam.

"Suatu hal yang lumrah bahwa para ketua delegasi itu melakukan banyak pertemuan paralel pada saat pertemuan internasional, antara lain untuk lakukan pertemuan bilateral dengan ketua delegasi lain di ruangan lain. Jadi, sifat keluar masuk ruangan meeting adalah hal yang lumrah untuk meeting internasional (termasuk di forum PBB)."

Lebih lanjut, Roy menyatakan delegasi indonesia tidak dapat memberikan komentar terhadap jadwal ketua delegasi negara lain yang mungkin tidak dapat hadir sepenuhnya pada saat Presiden Prabowo memberikan pernyataannya.

"Yang dapat kami pastikan bahwa bapak presiden RI berkesempatan untuk melakukan pertemuan singkat dengan seluruh ketua delegasi lain menjelang dan setelah KTT, termasuk dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan," jelas Roy.

"Khusus dengan presiden Turki, dapat disampaikan bahwa kedua pemimpin melakukan pertemuan dalam situasi yang sangat bersahabat, termasuk pada saat duduk berdekatan pada acara luncheon yang diselenggarakan setelah berakhirnya KTT D-8."

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia secara resmi menerima tongkat estafet presidensi forum D-8 untuk periode 2026.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya