Seorang Korban First Travel Menabung 8 Tahun untuk Umrah

Edi mengaku sudah mendaftarkan diri lewat First Travel berangkat umrah pada Mei 2016.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 22 Agu 2017, 16:22 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2017, 16:22 WIB
Korban First Travel mengadu di Bareskrim Polri
Korban penipuan First Travel mengadu di Bareskrim Polri (Liputan6.com/ Hanz Jimenez Salim)

Liputan6.com, Jakarta - Edi Sucipto (67), seorang pensiunan harus mengubur impian berangkat ke Tanah Suci. Ia dan sejumlah saudaranya menjadi korban dugaan penipuan PT First Anugerah Karya Wisata atau First Travel.

Padahal, kata Edi, keluarganya yang lain telah menabung selama delapan tahun untuk mewujudkan niat baik untuk beribadah di depan Kakbah di Arab Saudi.

"Bayangin saja, keluarga saya ada yang petani. Dia ngumpulin duit delapan tahun untuk berangkat umrah," kata Edi di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2017).

Edi mengaku sudah mendaftarkan diri berangkat ke Arab Saudi pada Mei 2016. Dia dijanjikan berangkat pada Mei 2017. Edi membayar dengan tarif promo sebesar Rp 14,3 juta.

Namun, selama satu tahun menunggu, janji itu tak kunjung dipenuhi. Malah, ia harus menerima kenyataan bahwa biro jasa perjalanan umrah itu bermasalah.

"Ya awalnya kaget, lihat berita di televisi kok malah begini. Apalagi, saya dan keluarga sudah bayar," ucap Edi.

Karena itu, dia bersama sejumlah anggota keluarganya mendatangi Crisis Center First Travel di Bareskrim Polri. Ia berharap, aduannya bisa ditindaklanjuti dengan pengembalian uang.

"Kita sih maunya uang balik. Sudah puluhan juta saya dan anggota keluarga bayar," tambah dia. 

Posko korban penipuan First Travel di Bareskrim Polri (Liputan6.com/ Hanz Jimenez Salim)

Mengulang Umrah via First Travel

Sementara itu, Dwiyanti (68) mengaku juga sudah menyetorkan uang sekitar Rp 40 juta ke First Travel. Rencananya, ia akan berangkat bersama dua keponakan.

"Saya dijanjikan berangkat bulan Mei kemarin. Lalu katanya diundur bulan Juli. Tapi sampai sekarang enggak ada kepastian," tutur Dwi.

Dwi mengatakan sebelumnya ia pernah berangkat umrah lewat jasa First Travel pada 2014. Ketika itu, tidak ada masalah apapun yang dirasakan. Ibadah umrah juga berjalan lancar.

"Sebenarnya bagus pelayanannya. Makanya saya daftar (umrah) lagi ke First Travel," kata dia.

Namun untuk kali ini, Dwi mengaku kecewa. Ia dan dua orang anggota keluarganya tidak kunjung diberangkatkan. Setelah dicari penyebabnya, ternyata First Travel bermasalah.

"Awalnya tahu dari teman saya. April kemarin berangkat umroh dia ditunda tiga kali," tambah Dwi.

Ketika itu Dwi yang sudah mendaftar dan menyetorkan uang disarankan untuk segera melakukan refund. Benar saja, First Travel semakin bermasalah ketika ramai diberitakan media massa.

Dia mengaku sempat mengurus refund di kantor First Travel, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Hanya saja, ia tidak mendapat jawaban yang memuaskan.

"Bilangnya mau bisa direfund setelah 90 hari kerja. Tapi sampai sekarang enggak ada juga," keluh Dwi.

Dia mengaku pasrah. Ia pesimistis uang Rp 40 juta yang sudah disetorkan ke First Travel bisa kembali ke kantongnya.

"Ya saya sih berharapnya mudah-mudahan, uang-uang jamaah ini bisa kembali. Berapa pun lah. Karena orang-orang itu nabung sedikit-sedikit. Tapi kayaknya memang enggak bisa (kembali)," kata Dwi.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya