Wiranto: ASN Harus Jadi Penggerak Revolusi Mental

Wiranto mengatakan gerakan revolusi mental yang digagasan Presiden Jokowi meliputi lima gerakan perubahan.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Agu 2017, 02:46 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2017, 02:46 WIB
20170131-Rapat-Koordinasi-Pilkada-Serentak-2017-Jakarta-FF
Menko Polhukam Wiranto memberikan paparan saat Rapat Koordinasi Pilkada Serentak 2017, Jakarta, Selasa (31/1). Acara digelar dalam rangka melaporkan kesiapan pesta demokrasi di 101 provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto meresmikan rembug nasional Gerakan Indonesia Tertib. Wiranto mengatakan acara tersebut diadakan agar Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat menjadi agen perubahan bagi gerakan nasional revolusi mental.

"Saudara-saudara ditunjuk untuk menjadi agent of change, agen perubahan bagi gerakan nasional revolusi mental yang menjadi penggerak masyarakat menjadi agen perubahan, yang bekerjasama dengan unsur pemerintah," ujar Menko Polhukam Wiranto di Solo, Jawa Tengah, Minggu,27 Austus 2017.

Wiranto mengatakan gerakan revolusi mental yang digagasan Presiden Jokowi meliputi lima gerakan perubahan yaitu gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia bersatu.

Gerakan ini merupakan bagian dari program Nawacita Presiden Jokowi Dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan mentalitas, karakter dan kepribadian bangsa Indonesia.

"Untuk itu, diperlukan satu kelompok tertentu yang dapat menjadi konseptor, pendorong dan mengajak untuk melakukan perubahan. Yang ada di ruangan ini adalah motivator, ekslakator percepatan dan konseptornya," ucap mantan Ketua Umum Partai Hanura itu.

Wiranto mengatakan Gerakan Indonesia Tertib (GIT) menjadi bagian dalam gerakan revolusi mental untuk mengubah perilaku masyarakat Indonesia agar menjadi lebih tertib dalam mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.

"GIT bukan proyek tapi gerakan sosial. Kedua, ada tekad politik untuk menjamin kesungguhan pemerintah. Harus bersifat lintas sektoral. Bersifat partisipatif (kolaborasi pemerintah, masyarakat sipil, private sector, dan akademisi). Dan diawali dengan adanya pemicu (value attack).

Wiranto berharap, lahirnya gerakan-gerakan tersebut dapat menjadikan program Nawacita yang digagas berdampak luas bagi masyarakat.

"Saya menggaris bawahi pada prinsip kedelapan yaitu dampak yang bisa diukur dan tentu dapat dirasakan oleh masyarakat, istilah yang sering digunakan oleh Presiden Jokowi "tetesannya mana," Wiranto menandaskan.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya