Liputan6.com, Yogyakarta - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif menuturkan pemerintah harus mempelajari simpatisan ISIS yang kembali ke Indonesia. Ketika ada yang berpotensi merusak, maka hukum harus ditegakkan.
"Tidak ada jalan lain," ujar Syafii di Yogyakarta, Senin 18 September 2017.
Ia menilai persoalan ini merupakan masalah global dan bukan lagi nasional sehingga tidak sederhana. WNI yang pernah menjadi simpatisan ISIS perlu disadarkan. Ia menekankan kelompok radikal belum tentu teroris, akan tetapi teroris sudah pasti radikal.
Advertisement
Syafii Maarif menjelaskan alasan WNI pergi ke Suriah dan Irak beragam, salah satunya ingin memperbaiki nasib.
"Sampai di sana mereka kecewa dan memaki-maki ISIS," kata Syafii Maarif.
Menurutnya, gejala ini merupakan rongsokan peradaban Arab yang sedang jatuh. ISIS menjadi manifestasi orang yang sedang kalah karena jatuhnya peradaban. Anak muda kerap hanyut dalam hal semacam itu karena tidak mengerti Islam.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Faktor Ekonomi
Syafii Maarif menyebutkan, penyebab orang Indonesia tertarik masuk ke gerakan radikal karena karena lapangan kerja terbatas dan ketimpangan ekonomi menjadi rumput kering gerakan radikal.
"Juga karena pembiaran dari pemerintahan yang sudah lalu, membiarkan anak macan," ucapnya.
Advertisement