Siapa Berjuang Memerdekakan Bangsa? Ini Pandangan Panglima TNI

Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan Jenderal Sudirmanlah yang menciptakan doktrin tentara Indonesia lahir dari dan untuk rakyat.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 20 Sep 2017, 06:27 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2017, 06:27 WIB
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berziarah ke makam Jenderal Sudirman di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara. (Switzy Sabandar/Liputan6.com)
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berziarah ke makam Jenderal Sudirman di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara. (Switzy Sabandar/Liputan6.com)

Liputan6.com, Yogyakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berziarah ke makam Jenderal Sudirman di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara, Selasa (19/9/2017) siang. Kegiatan ini merupakan bagian dari ziarah dalam rangka HUT ke-72 TNI.

Gatot menuturkan, ziarah pernah ia lakukan sebelum menyandang jabatan Panglima TNI. Menurutnya, Jenderal Sudirman terkenal sebagai panglima termuda yang dekat dengan prajurit dan juga dikenal sebagai kiai.

"Saya mewakili prajurit berziarah ke sini, kami minta prajurit meneladani langkah perjuangan beliau yang pantang menyerah, kobaran api perjuangan yang dikobarkan Sudirman mematri prajurit," ujarnya.

Ia menjelaskan Jenderal Sudirmanlah yang menciptakan doktrin tentara Indonesia lahir dari dan untuk rakyat. Tentara lahir setelah kemerdekaan, sebelumnya rakyat yang berjuang.

"Bohong TNI berjuang memerdekakan bangsa, yang berjuang rakyat. sebab rakyat adalah ibu kandung TNI," ucap Gatot.

Ia menambahkan pasca kemerdekaan, rakyat yang berjuang sebagian kembali ke profesinya masing-masing dan ada pula yang berpikir soal menjaga keamanan negara sehingga dibentuklah kesatuan tentara.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Ajak Nonton Film G30S/PKI

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memerintahkan jajarannya untuk menonton film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI. Tujuannya adalah untuk mencegah munculnya gerakan serupa.

Gatot mengatakan, pemutaran film G30S/PKI agar kekejaman komunis bisa diketahui masyarakat luas. Ia tidak sependapat jika pemutaran film itu dianggap untuk mendiskreditkan pihak tertentu.

"Sayalah yang memerintahkan jajaran dan mengimbau kepada masyarakat, untuk memutar film tersebut," tegas dia usai berziarah di Makam Soeharto di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (19/9/2017).

Gatot menjelaskan, dengan adanya pemutaran film yang sejatinya dilarang tayang pada 1998 itu, ia berharap generasi muda sekarang bisa mengerti. Dengan begitu, anak-anak muda kini tidak terprovokasi dengan paham komunis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya