Sandiaga Pastikan Segera Tata 16 Kampung Kumuh

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, pemprov akan menata 16 kampung kumuh dalam waktu dekat.

oleh Ika Defianti diperbarui 10 Nov 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2017, 18:30 WIB
Sandiaga
Sandiaga Uno dalam acara Keriaan Betawi (27/10/2017)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, pemprov akan menata 16 kampung kumuh dalam tahap awal. Penataan itu akan berkonsep land consolidation atau konsolidasi lahan dengan rumah vertikal.

"Kita akan lakukan satu-satu, 16 kampung kumuh ditargetkan dulu," ucap Sandiaga di Jakarta Pusat, Jumat (10/11/2017).

Menurut dia, penataan itu menghadirkan solusi permanen akan kampung yang disebut kumuh dan padat penduduk.

Sementara, ke-16 kampung itu antara lain Kampung Akuarium dan Kampung Angke, Jakarta Utara. Juga beberapa kampung lainnya yang pernah ditertibkan oleh pemerintahan.

"Beberapa yang sempat ditertibkan sebagai bagian dari kebijakan pemerintah sebelumnya, kita akan rapikan," ujar dia.

Dia mengatakan penting melakukan penataan kampung kumuh dengan prinsip berkeadilan dan keterbukaan. "Ini yang didorong supaya kita menuntaskan ada 200 lebih RW yang kumuh di Jakarta," kata Sandiaga.

Tak hanya itu, kata dia, untuk penataan di kampung kumuh yang berdiri di atas tanah negara akan diselesaikan legalitasnya, dengan membuatkan sertifikat tanah-tanah itu.

"Kita anggarkan juga sertifikasi daripada tanah-tanah negara tersebut. Ada program yang dilakukan oleh Pak Sofyan Djalil (Menteri Agraria dan Tata Ruang), kita sudah anggarkan juga," jelas Sandiaga.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rumah Lapis

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengakui sulit mencari lahan untuk membangun rumah DP 0 rupiah, khususnya untuk rumah tapak. Sehingga, kata Sandi, pihaknya akan memprioritaskan rumah susun.

Selain itu, kata Sandi, pihaknya juga akan merencanakan pembangunan rumah lapis.

Rumah lapis yang dimaksud adalah penataan kampung dengan konsep hunian bertingkat layaknya rumah susun. Namun, menurut Sandi, rusun berbeda dengan rumah lapis.

"Kalau rumah susun bisa sampai lantai 16. Kalau ini penataannya yang sesuai dengan kemauan warga," kata Sandi di Balai Kota Jakarta, Senin (6/11/2017).

"Rumah (lapis) yang intensitasnya rendah, di bawah 8 lantai," imbuh dia.

Rumah lapis yang dimaksud adalah rumah yang tidak jauh dari tempat tinggal warga sebelumnya dan dengan konsep konsolidasi tanah. Namun, Sandi tidak menjelaskan konsolidasi tanah apa yang dia maksud.

"Mereka tidak ingin dipindah terlalu jauh dari areanya. Mungkin ada yang disebut sebagai konsolidasi tanah. Land consolidation. Itu bisa di-googling aja land consolidation itu," ucap Sandi.

Rumah lapis dengan konsep land consolidation, kata Sandi, akan diterapkan di Kampung Aquarium.

Berbeda dengan Sandi, Anies menyebut rumah lapis sama saja dengan konsep rusun yang sudah diterapkan Pemprov DKI.

"Ya rumah susun. Kalau liat izinnya tulisannya apa? Rumah lapis, bahasa teknisnya rumah lapis," kata Anies.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya