Bareskrim Ungkap Peredaran Ratusan Ribu Ekstasi Asal Belanda

Polisi menyita 600.000 butir pil ekstasi asal Belanda. Petugas mengamankan empat orang yang berperan sebagai kurir narkoba.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 23 Nov 2017, 11:06 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2017, 11:06 WIB
Polisi menunjukkan barang bukti ekstasi asal Belanda. (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim)
Polisi menunjukkan barang bukti ekstasi asal Belanda. (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri kembali membongkar jaringan narkoba sindikat internasional. Dua narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Surakarta, Jawa Tengah, dan Gunung Sindur, Jawa Barat, terlibat.

"Pengendali ekstasi adalah dua narapidana tersebut. Ini jaringan Jakarta-Belanda," kata Direktur Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri Brigjen Eko Daniyanto saat dihubungi di Jakarta, Kamis (23/11/2017).

Polisi menyita 600.000 butir pil ekstasi asal Belanda yang ditemukan di sebuah rumah di kawasan Bekasi, Jawa Barat, pekan lalu. Petugas mengamankan empat orang yang berperan sebagai kurir di lokasi tersebut.

Mereka mengaku ratusan ribu pil ekstasi itu merupakan milik dua narapidana. Narkoba tadi dikirim menggunakan paket. Polisi berkoordinasi dengan Ditjen Pemasyarakatan untuk membawa dua narapidana tersebut.

"Kami ingin tahu mereka disuruh oleh siapa, termasuk bandar besarnya, baik di Jakarta ataupun Belanda," ucap Eko.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tiga Warna

Eko menjelaskan, per butirnya pil ekstasi dibanderol Rp 500 ribu. Pil ekstasi itu terdiri atas tiga warna, yakni oranye, kuning dan merah.

Pil oranye bisa dikonsumsi sampai lima hingga enam orang tiap butir. Sedangkan, pil warna kuning dan merah bisa untuk dua orang.

"Kalau dihitung satu butir satu orang saja, kami sudah berhasil menyelamatkan 600.000 orang," ucap Eko.

Kini, ucap Eko, pihaknya masih berupaya mengembangkan kasus ini. "Fokus kami sekarang adalah mengejar bandar atau pemilik modalnya," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya