Liputan6.com, Jakarta - Hujan deras disertai angin kencang pada Senin, 11 Desember 2017 kemarin membuat sebagian wilayah Jakarta terendam banjir.
Akibatnya, tanggul Jatipadang, Jakarta Selatan, kembali jebol. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lantas mendatangi korban musibah tanggul jebol di kawasan Jatipadang pada Senin malam.
Anies menemui para pengungsi di Musala Sabili. Ia memastikan Dinas Sumber Daya Air langsung memperbaiki tanggul itu. "Saya minta harus segera ditangani," kata Anies.
Advertisement
Menurut dia, terdapat puluhan kepala keluarga yang menjadi korban tanggul jebol. Yang paling parah terjadi di RT 3 RW 6 Kelurahan Jatipadang.
"Puluhan KK terpaksa mengungsi di lantai atas Musala Sabili. Lantai bawah musala juga sudah tergenang hingga lebih dari satu meter," ujar dia.
Anies mengatakan, tanggul yang jebol tersebut terbuat dari karung berisi pasir. Akibat volume air yang keras, tanggul itu pun jebol.
"Saya sudah minta agar tim terkait segera turun tangan. Dituntaskan sesegera mungkin. Siang malam bekerja," ujar dia.
Selain itu, Anies meminta nomor salah satu warga. Warga tersebut diamanahi oleh gubernur untuk memberikan update terkait jebolnya tanggul Jatipadang.
Tanggul Jatipadang Jebol
Jakarta dilanda hujan deras disertai angin kencang pada Senin, 11 Desember 2017. Selain pohon tumbang dan banjir, hujan juga menyebabkan tanggul di Jatipadang, Jakarta Selatan, jebol.
"Tanggul sementara di Rt. 03/06 Kel. Jatipadang, Jaksel kembali jebol. Petugas PPSU menahan tanggul sementara secara manual untuk mengurangi jebol yg semakin meluas. #banjir," tulis petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta di akun Twitternya, @BPBDJakarta, Senin (11/12/2017).
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Humas Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di akun Twitternya menyampaikan, petugas tengah lakukan penanganan darurat untuk mengurangi dampak jebolnya tanggul sementara tersebut. Ia pun meminta pemerintah DKI Jakarta untuk segera melakukan normalisasi kali.
"Penataan dan normalisasi Kali Pulo perlu dilakukan untuk mencegah banjir yang berulang. Kondisi sungai sudah demikian sempit dan dangkal, sehingga tidak mampu mengalirkan debit sungai," ungkap Sutopo.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement