Dedi Mulyadi: Kritik dari JK karena Sikap Golkar Berubah-ubah

Menurut Dedi Mulyadi, sikap Golkar yang mencabut dukungan dikarenakan keputusan partai yang terburu-buru sejak awal.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 21 Des 2017, 16:18 WIB
Diterbitkan 21 Des 2017, 16:18 WIB
Ketua DPD partai Golkar Dedi Mulyadi
Ketua DPD partai Golkar Dedi Mulyadi berpose untuk fotografer seusai menghadiri rapat internal pimpinan DPD Golkar Provinsi di Jakarta, Senin (20/11). Rapat digelar usai Ketua Umum Setya Novanto resmi menjadi tahanan KPK. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPD I Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut, komentar politikus senior Golkar Jusuff Kalla (JK) sebagai otokritik terhadap partai. Menurut dia, opini JK terlontar usai dukungan terhadap Ridwan Kamil untuk Pilkada Jawa Barat 2018 dicabut DPP Partai Golkar.

"Ya itu kan Pak JK salah satu senior yang memberikan otokritik, karena mungkin Golkarnya berubah-ubah," kata Dedi Mulyadi usai mengikuti diskusi di Gedung Pusat Studi Jepang, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (21/12/2017).

Menurut dia, sikap Golkar yang mencabut dukungan dikarenakan keputusan partai yang terburu-buru sejak awal. Dia berpendapat, seharusnya keputusan bisa dibicarakan dulu sebelum deklarasi.

"Jadi bener enggak sih mau pasangan itu, jangan keputusan diberikan kemudian tidak ada kesepakatan tertulis tentang pasangan," ujar Dedi.

Diketahui, saat ini Golkar belum mendapuk sosok untuk maju di Pilkada Jabar 2018. Dedi sebagai Ketua DPD Golkar Jawa Barat mengatakan, pembicaraan terkait hal tersebut baru dilangsungkan pekan depan.

"Mungkin minggu depan sudah kita bicarakan (cagub Jabar) tetapi yang akan kita lakukan bukan hanya pembahasan internal, tetapi juga pembahasan eksternal," jelas Dedi Mulyadi.

Tak Mau Berspekulasi

Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi
Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi (Liputan6.com/Abramena)

Sementara, terkait kabar pengusungan dirinya bersama Irjen Pol Anton Charliyan di Pilkada Jabar 2018, Dedi mengatakan belum tahu tentang hal tersebut.

"Belum, belum (tahu)," kata Dedi.

Dia mengatakan, kabar dirinya akan dipasangkan dengan Anton baru didengar sebatas pemberitaan. Bupati Purwakarta ini pun tidak mau berspekulasi lebih jauh sebelum adanya surat rekomendasi.

"Kalau itu kan masih wacana yang berkembang di media, namanya juga wacana. Jadi nanti kita bicarakan di DPP (Golkar)," terang dia.

Mencari Rekan Koalisi

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi Datangi KPK
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (depan) meninggalkan Gedung KPK di Jakarta, Selasa (7/11). Dedi mengaku, kedatangannya untuk menemui Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan guna membahas tindakan pencegahan korupsi. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Dia mengatakan, saat ini pihaknya belum akan membicarakan sosok calon, melainkan mencari mitra koalisi.

"Jadi belum tahu, kan belum ada surat resmi, kita belum bicarain orang, kita bicarain mitra koalisi, nah jadi biarkan mereka yang menentukan orang," tegas Dedi.

Sebagai informasi, Anton yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri yakin PDI Perjuangan akan mendeklarasikan pengusungannya dalam waktu dekat.

"Setelah saya berhenti jadi Kapolda (Jabar), PDIP memanggil saya meminta kesediaan untuk diusung, saya pikir ini sebuah anugerah karena dipanggil partai besar," ujar dia saat kunjungan di salah satu sentra bordir, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Senin 18 Desember 2017.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya