Liputan6.com, Jakarta - Perwakilan dari pemuka-pemuka agama di seluruh Indonesia berkumpul di Hotel Grand Sahid, Sudirman, Jakarta Pusat, hari ini. Para pemuka agama pun saling curhat satu sama lain dan mencari jalan keluar untuk tetap saling menjaga keharmonisan dalam bernegara.
Utusan Presiden Untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama, Din Syamsuddin mengatakan, pertemuan berlangsung santai namun tidak mengurangi makna dan tujuan pertemuan itu.
"Dirancang biar bicara dari hati ke hati, curhat mengemukakan apa saja yang terjadi. Proses dialognya sangat akrab, terbuka, terus terang penuh dengan tenggang rasa dan toleransi, saling memahami hasilnya menjadi penting bagi bangsa dan negara," kata Din usai menutup acara Musyawarah Besar Pemuka-Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa, Sabtu (10/2/2018).
Advertisement
Din melanjutkan, pertemuan yang digelar selama 3 hari itu juga merumuskan poin-poin kesepakatan dalam membangun kerukunan umat beragama di Indonesia.
"Hasilnya lancar dengan merumuskan beberapa hal yang sangat penting, membangun kerukunan umat beragama yang tentunya mempunyai implikasi bangsa dan negara," imbuh Din.
Sepakat Pancasila
Din menuturkan, dalam musyawarah tersebut juga disepakati soal pandangan umat beragama tentang Pancasila. Pemuka-pemuka agama juga memastikan bahwa Pancasila sudah selaras dengan pesan-pesan yang dibawa setiap agama.
"Pandangan umat beragama ya NKRI berdasarkan Pancasila, dan disepakti masing-masing agama kalau Pancasila juga bagian nilai agama, sekaligus berpesan agar agama tidak disapih bangsa dalam melaksanakan UUD dan Pancasila pada tataran etika dan normal," beber Din.
Lebih jauh Din menegaskan, dalam pertemuan yang digelar sejak 8 Februari lalu, tidak ada bahasan terkait politik atau pilkada.
Menurut Din, pembicaraan murni untuk menjaga kesatuan persatuan bangsa dalam kerukunan umat beragama.
"Tidak ada politik yang dibahas dalam musyawarah, pilpres juga tidak," ucap Din.
Advertisement