Aksi Mendes Eko Pantau Aliran Dana Desa di Batu Merah Ambon

Di bantaran sungai, Menteri Eko menyapa warga yang terjun langsung membersihkan sungai.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 13 Feb 2018, 20:34 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2018, 20:34 WIB
Mendes Eko
Mendes Eko Putro Sandjojo. (Liputan6.com/Moch Harun Syah)

Liputan6.com, Ambon - Penggunaan dana desa terus menjadi perhatian bagi Menteri Desa dan Daerah Tertinggal Eko Putro Sandjojo. Dia pun menyambangi Desa Batu Merah atau Red Stone di Ambon, Maluku untuk memantau pemanfaatan dana tersebut.

Pantauan Liputan6.com, Selasa (14/2/2018), setiba di lokasi, Menteri Eko yang mengenakan kemeja putih dan setelan celana hitam langsung menuju bantaran Sungai Way Batu Merah. Dia ingin memastikan bahwa dana desa yang dicairkan benar-benar dipergunakan untuk membangun desa.

Di bantaran sungai, Menteri Eko menyapa warga yang terjun langsung membersihkan sungai. Tanpa canggung, Menteri Eko turun dari bantaran dan mengambil posisi jongkok agar lebih dekat ke warga.

"Bagaimana, Pak. Senang Pak bisa ikut bersih-bersih," kata Menteri Eko di lokasi.

"Iya Pak Menteri, senang juga, yang penting ada dananya biar kita bergerak," jawab salah satu warga.

"Iya ada Pak, besar dana desa kita," jawab Menteri Eko lagi.

 


Upah Warga

Mendes Eko
Mendes Eko Putro Sandjojo. (Liputan6.com/Moch Harun Syah)

Menurut Eko, sejauh ini dana desa diberikan tepat sasaran. Program yang diklaim pertama di dunia ini mengajak warga untuk menegelola dana yang dicairkan dari pemerintah pusat.

Dari sekian banyak desa, Batu Merah termasuk salah satu yang paling cepat menyerap anggarannya. Salah satunya untuk membersihkan sungai agar tidak menyempit atau pendangkalan sungai.

"Ini kan baik, jadi mereka membangun desanya, menjauhkan dari banjir, kotor dan hidup sehat. Untuk pembersihan ini totalnya Rp 296 juta dengan lama pekerjaan 28-30 hari, rata-rata warga yang turun langsung dibayar Rp 80 sampai Rp 85 ribu/hari," beber Eko.

Puluhan warga tampak semangat membersihkan aliran sungai dan membuat aliran dari rumah ke sungai. Setiap warga juga membawa karung dan alat keruk seperti cangkul. Orang tua dan anak muda bersatu padu saling gotong royong.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya