Menjemput Impian ke Perguruan Tinggi Negeri

Yasa, pelajar asal Solo, mati-matian berjuang untuk dapat masuk ke perguruan tinggi negeri impiannya.

oleh Devira PrastiwiRita AyuningtyasDelvira Hutabarat diperbarui 18 Apr 2018, 00:01 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2018, 00:01 WIB
20160526-Pelajar-China-AFP
Para siswa SMA melempar pesawat-pesawatan kertas sebelum mengikuti ujian masuk perguruan tinggi di sebuah sekolah di Handan, Provinsi Hebei China utara (24/5). (AFP PHOTO/STR)

Liputan6.com, Jakarta - Perguruan tinggi negeri selalu menjadi incaran pelajar menengah atas yang ingin melanjutkan pendidikannya. Selain murah biaya pendidikannya, perguruan tinggi negeri lebih bergengsi karena tidak mudah masuk ke sana.

Pada jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) saja, ada 586.155 pendaftar. Namun, hanya 110.946 siswa yang mendapat tiket masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur masuk melalui seleksi nilai rapor.

Ratusan ribu siswa lainnya harus gigit jari dan menunggu jalur lain untuk bisa masuk perguruan tinggi negeri.

Salah satunya, Yasara Madda Adati atau Yasa. Air mata pelajar di sebuah SMA di Karanganyar ini tak terbendung ketika melihat namanya tidak ada dalam daftar calon mahasiswa yang lolos SNMPTN. Padahal, dia selalu mendapat peringkat pertama di sekolahnya. 

"Awalnya sedih, tadi juga sempat nangis," kata Yasa saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (17/4/2018).

Namun, dia tak ingin dirundung kesedihan. Dia percaya, "Banyak Jalan Menuju Roma." Banyak pula jalan menuju perguruan tinggi negeri favorit.

"Mungkin memang bukan jalanku, belum rezekiku. Jadi enggak terpaku sedih terus," kata gadis yang baru saja genap berusia 18 tahun itu.

Kini, Yasa fokus menghadapi ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Langkah pertama yang dilakukannya adalah mengubah strategi dalam pemilihan jurusan dan kampus negeri. Apabila saat SNMPTN, dia hanya mendaftar dua pilihan di dua kampus, rencananya saat ujian SBMPTN ia akan mengambil tiga pilihan jurusan di dua kampus, yakni Universitas Gadjah Mata (UGM) dan Universitas Negeri Solo (UNS).

"Langkah berikutnya ikut SBM, belajar lebih mulai hari ini, bakal nyobain UGM juga. Kan tiga pilihan, pertama arsitektur UGM, pilihan kedua mau konsul dulu," ucap Yasa mantap.

Tak main-main, pelajar asal Solo itu sudah mengikuti program kursus intensif hingga tes SBMPTB berlangsung. Meski tengah libur, dia akan digembleng di tempat kursus khusus ujian SBMPTN sejak pagi hingga siang setiap harinya.

"SBM-nya 8 Mei, masih ada waktu tiga minggu," kata Yasa.

Kursus intensif diyakini Yasa sebagai salah satu strategi untuk mendapatkan satu kursi di perguruan tinggi negeri impiannya. "Enggak lolos (SNMPTN) mikirin ke depannya strategi baru. Allah lebih tahu kemampuan saya," ujar Yasa.

Menurut dia, kegagalannya dalam SNMPTN bukan untuk diselali, melainkan menjadi jalan untuk lebih giat belajar dan meningkatkan ambisinya untuk kuliah di jurusan impiannya, yakni arsitektur UGM atau UNS.

"Harus lebih raji dan ambisisus. Saya sudah ikut intensif buat jaga-jaga. Full Senin-Minggu jam 7 sampai jam 12, kayak sekolah," ucap Yasa.

Dia memang mati-matian berjuang untuk dapat masuk ke perguruan tinggi negeri. Salah satu alasannya, karena tidak ingin merepotkan orangtua terkait biaya pendidikannya.

"Pertama karena saat mencari pekerjaan mayoritas mendahulukan lulusan perguruan tinggi negeri. Kedua, biaya perguruan tinggi negeri lebih terjangkau," kata Yasa.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Segera Daftar

SNMPTN
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (ANTARA Foto)

Ketua Panitia Pusat Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri (SNPMB PTN) Ravik Karsidi mengatakan, pelajar yang ingin masuk perguruan tinggi negeri masih bisa mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). 

"Bagi para siswa yang belum diterima di SNMPTN 2018, masih bisa mengikuti SBMPTN dengan melakukan pendaftaran sebelum 27 April 2018," ujar Ketua Panitia Pusat Seleksi Nasional (Selnas) PMBTN 2018 Ravik Karidi, Jakarta, Selasa (17/4/2018).

Sementara, bagi para peserta program Bantuan Pendidikan Miskin Berprestasi (Bidikmisi) yang tidak lolos dalam SNMPTN 2018, tapi ingin kembali mendaftar SBMPTN, akan dibebaskan dari biaya pendaftaran.

Bidikmisi merupakan bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi. Namun, memiliki potensi akademik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu.

Ravik juga mengimbau bagi para siswa yang tidak lolos melalui jalur SNMPTN 2018 untuk segera mendaftarkan diri dengan mengikuti proses yang telah ditetapkan.

"Diimbau kepada para peserta yang tidak diterima melalui jalur SNMPTN 2018 apabila akan mendaftar SBMPTN 2018 agar sesegera mungkin mendaftarkan diri dengan mengikuti proses yang telah ditetapkan," tegas Ravik.

Pendaftaran SBMPTN 2018 secara online telah dibuka pada Kamis 5 April 2018 lalu. Pendaftaran jalur ini akan berakhir pukul 22.00 WIB, Jumat 27 April 2018. Pendaftaran online ini terbuka bagi peserta reguler dan Bidikmisi yang tidak mengikuti seleksi SNMPTN 2018.

Calon peserta seleksi dapat mendaftar pada laman https://pendaftaran.sbmptn.ac.id. Panitia menyarankan agar peserta menggunakan browser Mozila Firefox saat mengaksesnya. Saat Liputan6.com membukanya melalui browser lain, memang tidak maksimal.

Berikut ini alur untuk peserta SBMPTN reguler atau non-Bidikmisi:

 

Alur Daftar SBMPTN 2018. (sbmptn.ac.id)

 

Sementara berikut ini alur pendaftaran calon peserta SBMPTN yang masuk dalam program Bidikmisi:

Alur Daftar SBMPTN 2018. (sbmptn.ac.id)

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya