Menhan: Indonesia Saat Ini Hadapi Potensi Ancaman Sangat Nyata

Menhan memandang perlu penanaman nilai-nilai kesadaran bela negara sebagai fondasi dasar pertahanan Indonesia.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 22 Mei 2018, 12:44 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2018, 12:44 WIB
Tanggapi Gugatan Avanti Communications, Kemhan Siapkan Dua Strategi
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu saat memberi keterangan di Jakarta, Senin (14/5). Pihak Kemenhan telah menyiapkan dua strategi menanggapi gugatan Avanti Communications, yakni melalui jalur nonlitigasi dan litigasi. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu memberikan pengarahan kepada 315 perwira Komando Strategis (Kostrad) di Mako Divisi Infanteri 1 Kostrad/Cilodong, Depok.

Dia mengingatkan, pedoman dasar dalam pembangunan infrastruktur pertahanan negara yang ideal, efektif dan handal, demi mengantisipasi berbagai potensi ancaman yang ada. Salah satu pedomannya, yakni pentingnya terbangun komunikasi yang efektif antara pemimpin dengan anak buahnya.

"Yang kedua (tentang) strategi pertahanan negara menghadapi ancaman yang nyata dan realistis. Serta penguatan mindset seluruh komponen bangsa dalam menghadapi perang cuci otak," kata Ryamizard.

Kemudian, dia menuturkan, perlunya penanaman nilai-nilai kesadaran bela negara sebagai fondasi dasar pertahanan yang bersifat Perang Semesta atau Total Warfare. Selain itu, Ryamizard juga menyinggung situasi politik aktual dan keamanan jelang Pilkada serta Pemilu 2019.

"Serta yang terakhir adalah terkait pentingnya peningkatan profesionalisme prajurit melalui latihan," ungkap Ryamizard.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dihadapi Dunia Global

Selain itu, dia juga menerangkan, tentang ancaman di NKRI yang akan datang. Di mana ini juga dihadapi oleh dunia global.

"Saat ini kita semua di kawasan dan di berbagai belahan di dunia sedang menghadapi potensi ancaman yang sangat-sangat nyata, yaitu bahaya ancaman terorisme dan radikalisme generasi ke tiga paska Alqaeda dan paska Daesh yang telah dihancurkan di Timur Tengah. Penanganan ancaman ini memerlukan komitmen dan tindakan bersama yang konkret dan serius," tegas Ryamizard.

 

 

Saksikan tayangan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya